Ambon, Tribun-Maluku.com : DPD Partai Demokrat Maluku menyatakan, perlu kerja keras agar mampu bersaing dengan partai politik (Parpol) lain untuk mengetuai DPRD setempat periode 2014 – 2019.
“Peta politik di Maluku saat ini menuntut persaingan ketat untuk menarik minat 1,18 juta pemilih agar dapat meraih dukungan signifikan guna memimpin DPRD dengan 40 kursi,” kata Sekretaris DPD Partai Demokrat setempat, Roy Pattiasina saat dikonfirmasi di Ambon, Senin (24/3).
Pileg 2009 Partai Demokrat meloloskan tujuh kader di DPRD Maluku dan bersama PDIP dan PKS menempati Wakil Ketua, sedangkan ketuanya dari Partai Golkar.
Sedangkan pemilu legislatif 2004 hanya menempatkan tiga dari 40 kursi di DPRD Maluku.
“Jadi para Caleg dimotivasi agar menarik simpati pemilih di tujuh daerah pemilihan (Dapil) sehingga minimal meloloskan masing – masing satu legislator,” ujar Roy.
Caleg DPR – RI Dapil Maluku dengan nomor urut dua ini mengakui, peluang Parpol “besar” (Golkar, PDIP, PKS dan Hanura) untuk mengetuai DPRD periode 2014 – 2019 tergantung kemampuan meyakinkan pemilih atas apa yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir ini.
Begitu pun, kepedulian sosial terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat di Maluku.
“Jadinya para Caleg diinstruksikan agar berusaha keras sehingga perolehan kursi di DPRD Maluku mendukung elektabilitas untuk Capres yang pemilihannya pada 9 Juli 2014,” ujarnya.
Karena itu, kampanye dialogis diintensifkan guna menyosialisasikan para calon legislatif (Caleg) dengan pemilih menjelang pemilihan 9 April 2014.
“Kampanye dialogis diprogramkan agar para Caleg lebih dikenal pemilih sehingga saat menyalurkan hak politik tidak mencoblos salah,” ujarnya.
Terobosan ini dilaksanakan karena kurangnya sosialisasi dari KPU Maluku karena para komisionernya terbentuk saat berakhirnya masa jabatan periode lalu bersamaan dengan pelantikan Gubernur – Wagub Maluku pada 10 Maret 2014.
KPU Maluku baru dilantik Ketua KPU Pusat, Husni Kamil Malik di Jakarta pada 11 Maret 2014 sehingga saat ini intensif melaksanakan tes kepatutan dan kelayakan terhadap komisioner sembilan Kabupaten maupun dua Kota dengan target akhir Maret telah terbentuk.
“Jadi kampanye dialogis telah diselenggarakan di Dapil yang ada di Maluku dengan masing – masing Caleg memaparkan visi dan misinya guna meyakinkan pemilih,” kata Roy.
KPU Maluku menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) di Ambon pada 2 November 2013 untuk pemilihan umum, baik anggota DPR, DPD, DPRD Maluku serta Kabupaten dan Kota pada 2014 sebanyak 1.186.481 orang.
Kabupaten Maluku Tengah memiliki DPT tertinggi yakni sebanyak 289.503 pemilih, disusul Kota Ambon 257.989 pemilih, Seram Bagian Barat 138.120 pemilih, Seram Bagian Timur 88.304 pemilih dan Buru 85.860 pemilih.
Selanjutnya, Maluku Tenggara 66.687 pemilih, Maluku Tenggara Barat 65.868 pemilih, Kepulauan Aru 58.939 pemilih, Buru Selatan 47.101 pemilih, Maluku Barat Daya 46.146 pemilih dan Kota Tual 41.964 pemilih.
Sedangkan, tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 3.805 unit yang tersebar di Maluku Tengah (857 unit), Kota Ambon (736 unit), Seram Bagian Barat (410 unit), Seram Bagian Timur (303 unit), Buru (300 unit) dan Maluku Tenggara (293 unit).
Selanjutnya, Kepulauan Aru (227 unit), Maluku Tenggara Barat (189 unit), Maluku Barat Daya (182 unit), Kota Tual (158 unit) dan Buru Selatan (150 unit). (ant/tm)






