Ambon, Tribun Maluku : Pembentukan tim Taekwondo provinsi Maluku yang akan mengikuti Pra PON cabang olahraga Taekwondo di Jakarta yang akan digelar 27 Oktober 2023 hingga 31 Oktober 2023, menuai kontroversi lantaran diduga penuh nepotisme.
Pasalnya Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Maluku nekat menggugurkan taekwondoin taekwondoin terbaik Maluku dan juga peraih medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Maluku IV tahun 2022. Dimana event tersebut dijadikan ajang seleksi menuju Pra PON 2023.
Dari data yang didapat media ini Rabu (25/10/2023) aroma nepotisme tercium ketika Pengprov TI Maluku mengeluarkan nama nama tim Taekwondo Maluku dalam ajang Pra PON.
Beberapa nama taekwondoin Maluku yang memiliki peluang besar lolos dalam ajang Pra PON justru harus mengubur impian mereka membela panji siwalima. Lantaran nama mereka dicoret secara sepihak oleh Pengurus TI Maluku. Ironisnya pengurus Pengprov TI Maluku justru memasukan nama atit yang tidak ikut ambil bagian dalam ajang PopCall IV tahun lalu.
Aprilio Ririhena peraih medali emas Popmal IV, Engka Frand peraih medali emas Popmal IV dan juga peraih emas dalam kejuaraan taekwondo di Surabaya serta taekwondoin putra terbaik Maluku Peros Tomasoa harus menanggalkan mimpi dan cita cita mereka membela Maluku.
Pasalnya tanpa sebab Pengprov TI Maluku mencoret nama Aprilio Ririhena dan menggantikannya dengan Bonifacius. A. Camaro Suarlembit yang diketahui adalah anak dari ketua harian Pengprov TI Maluku. Padahal Bonifacius. A. Camaro Suarlembit diketahui tidak pernah berprestasi di Maluku.
Selain itu Bonifacius. A. Camaro Suarlembit merupakan atlet taekwondo provinsi Banten dan baru saja hijrah ke Maluku. Padahal sesuai aturan atlet satu provinsi yang pindah ke provinsi lain tidak dapat membela provinsi barunya jika kepindahannya belum genap dua tahun.
Sedangkan Enka Frans peraih medali emas Popmal IV dan baru saja meraih medali emas dalam kejuaraan taekwondo di Surabaya namanya dicoret dan digantikan oleh Herlina Turumena.
Lain lagi yang dialami Peros Tomasoa, taekwondoin asal kabupaten Kepulauan Aru yang kerap menjadi langganan medali emas dalam kejuaran taekwondo di Maluku, dicoret secara sepihak oleh Pengprov TI Maluku dengan alasan Peros Tomasoa tengah cidera. Padahal Pengprov TI Maluku tidak pernah mengkonfirmasi langsung baik kepada Peros maupun pimpinan dojang tempat Tomasoa bernaung. Bahkan Pengprov TI Maluku diduga kuat tidak mengantongi keterangan dari pihak medis yang menyatakan Tomasoa sedang cidera.
Sementara itu media ini yang coba mengkonfirmasi ketua Pengprov TI Maluku, Hengky Pelata, hingga berita ini diterbitkan belum dapat mengkonfirmasi Pelata lantaran nomor telpon ketua Pengprov TI Maluku itu tidak aktif.