Ambon, Tribun-Maluku.com : Ketua DPRD Kota Ambon, James Maatita mengingatkan pemerintah kota (Pemkot) setempat agar mengalokasikan anggaran dalam rangka mendukung program pertukaran siswa antar negara.
“Perlu mengalokasikan anggaran, sebab ketika program itu kita buat tetapi ternyata anggaran tidak dialokasikan, maka bagaimana realisasinya baik,” katanya, di Ambon, Kamis (10/9).
Dia mencontohkan 15 siswa di Kota Ambon yang telah berhasil lulus seleksi untuk mengikuti program pertukaran siswa di Kyoto, Jepang dan akan berangkat pada awal Oktober 2015 mengalami keterlambatan sebab memerlukan anggaran.
Hal itu disebabkan karena saat penjaringan atau seleksi tidak ada perbedaan antara siswa yang ekonomi tergolong mampu maupun kurang mampu.
Setelah selesai seleksi ternyata dari 15 siswa itu ada yang orangtuanya tergolong kurang mampu.
“Ini masalah yang dihadapi saat ini sehingga rencana pengiriman siswa untuk mengikuti pendidikan di Kyoto ,Jepang baru bisa dilaksanakan pada akhir Oktober 2015,” ujarnya.
James mengemukakan, idealnya pertukaran siswa itu menjadi perhatian Pemkot Ambon untuk membantu siswa yang mengikuti seleksi, terkecuali bahwa siswa itu mampu.
Faktanya, menurut dia, ternyata yang lolos seleksi adalah siswa-siswa yang kurang mampu, maka menjadi persoalan sebab tidak menyiapkan anggaran yang memadai untuk merealisasikan program pertukaran.
“Kasihan siswa ternyata memiliki prestasi terbaik dan telah lolos seleksi. Namun, kurang mampu sehingga peluang menimba ilmu pengetahuan dan teknologi di Kyoto bermasalah,” tegas James.
Padahal, sesungguhnya program tersebut merupakan hak dari semua siswa di Kota Ambon untuk mengikutinya dengan syarat lulus seleksi.
“Ini harus dievaluasi programnya agar tidak terulang untuk pertukaran siswa antara Ambon – Darwin, Australia Utara dalam rangka merealisasikan kerjasama kota kembar (sister city) di bidang pendidikan,” kata James Maatita. (ant/tm)