Ambon, Tribun-Maluku.com : Komisi C DPRD Maluku minta manajemen PT. Lorin selaku pihak ketiga yang mengelola Mess Maluku di Jakarta untuk lebih bersikap jujur dan transparan terkait berapa besar kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah Maluku (PAD).
“Tentunya kami tidak bisa mencampuri urusan pengelolaan keuangan PT. Lorin karena itu kewenangan internal mereka dan merupakan rahasia perusahaan jadi tidak mungkin anggota DPRD Provinsi Maluku melibatkan diri baik secara institusi komisi maupun secara kelembagaan, termasuk pribadi anggota maupun pemerintah daerah,” kata Ketua komisi C DPRD Maluku, Fredek Rahakbauw di Ambon, Selasa (17/3).
Tetapi DPRD membutuhkan kejujuran dan transparansi PT. Loron terkait pengelolaan mess Maluku yang disebut hotel Dewangsa sebagai salah BUMD pemprov, berapa besar kontribusi keuangan mereka yang harus diberikan ke pemerintah daerah.
“Persentasenya berapa besar yang disetorkan melalui Biro Investasi dan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemprov Maluku,” tandasnya.
Sehingga menyangkut kontribusi seluruh BUMD ke kas daerah, komisi C mengagendakan untuk mengundang seluruh mitranya, termasuk pengelolaan mess Maluku akan ditanyakan secara terbuka.
“Kami yakin teman-teman anggota komisi maupun anggota DPRD Maluku tidak tahu berapa persensate keuntungan dari pengelolaan Mess Maluku oleh PT. Lorin yang masuk bagi pendapatan asli daerah,” ujarnya.
Anggota komisi C DPRD Maluku, Habiba Pelu mengatakan nilai pemasukan setiap[ BUMD ada pada Biro Keuangan dan Aset Daerah sehingga seluruh data pemasukan pajak maupun lainnya ada, jadi perlu diminta berapa pendapatan yang masuk pada tahun 2014 maupun tahun-tahun sebelumnya.
“Nanti kita kejar semua BUMD yang ada mengenai pendapatannya sesuai posisi realita yang ada agar bisa diketahui secara pasti kontribusinya secara konkrit,” tandas Habiba Pelu.
Sementara anggota komisi lainnya, Semy Letelay mengatakan perlunya dievaluasi kembali pengelolaan Hotel Dewangsa oleh manajemen PT. Lorin karena diduga kuat tidak memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah.
“Saya juga pernah menginap di Hotel Dewangsa dan melihat kondisinya tidak terawat baik padahal letaknya yang strategis di Kota Jakarta pasti dikunjungi banyak tamu yang menginap dan bisa membawa profit yang besar,” katanya. (ant/tm)