Ambon, Tribun-Maluku.com : Wakil ketua Komisi B DPRD Maluku Abdullah Marasabessy menilai para peternak kerbau di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) belum sejahtera, sehingga diperlukan perhatian serius dari Dinas Pertanian Maluku.
“Distan provinsi mengakui adanya peningkatan hasil produksi kerbau di Pulau Moa, Kabupaten MBD tetapi kenyataannya kondisi rumah warga memprihatinkan,” kata Abdullah di Ambon, Rabu (24/6).
Perhatian itu bukan saja diberikan kepada para peternak kerbau di Pulau Moa tetapi juga di Pulau Kisar yang memiliki ternak domba serta kambing di Pulau Lakor.
“Karena kondisinya tidak jauh berbeda,” katanya.
Menurut Abdullah, kalau dikatakan jumlah produksi ternaknya naik mencapai ribuan ekor namun kondisi ekonomi dan kesejahteraan peternak tidak mengalami perubahan, berarti dinas pertanian kurang memperhatikan keberadaan para peternak.
“Distan harus ikut membantu peternak untuk mendapatkan akses pasar dengan harga jual-beli ternak yang memadai,” tandasnya.
Pihak Dinas Pertanian Maluku mengklaim sejak tahun 2011 lalu, pemerintah pusat menerbitkan surat keputusan tentang pengembangan plasmanufta ternak asli asal daerah seperti kambing, kerbau, serta domba.
Program ini kemudian didukung pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya yang menerbitkan SK pengembangan tiga komoditi ternak unggulan.
Ternak unggulan ini berupa kerbau di Pulau Moa, domba di Pulau Wonreli-Kisar, serta ternak kambing di Pulau Lakor yang akan dijadikan sebagai bibit ternak kambing unggulan di Provinsi Maluku.