Ambon, Tribun Maluku: Terhitung tanggal 1 September 2023 harga beras sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) mengalami kenaikkan di seluruh Indonesia dan untuk Provinsi Maluku dan Papua, HET Beras Pemerintah (CBP) Rp 11.800/kg sedangkan Harga Penjualan CBP af Gudang Bulog Rp 10.550/kg.
Kenaikan harga beras tersebut sesuai pengamatan di lapangan tidak menimbulkan gejolak pada masyarakat di Provinsi Maluku,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Provinsi Maluku, Dr. Achmad Jais Ely, ST. M.Si di Ambon, Kamis (14/9/2023).
Pernyataan Kadis Ketapang Provinsi Maluku itu cukup beralasan, karena dalam waktu yang bersamaan kebijakan Pempus melalui Instruksi Presiden RI, Joko Widodo kepada Kepala BAPANAS dan Kementerian Sosial RI untuk segera mendistribusikan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah di seluruh Indonesia termasuk di Provin si Maluku.
“Jadi beras CPP ini diberikan kepada masyarakat yang berhak untuk menerima yaitu 10 kg/KK selama tiga bulan terhitung bulan September, Oktober, dan November,” katanya.
Sebanyak 3.641 ton beras CPP di Provinsi Maluku akan terdistribusi dalam tiga bulan ke depan, secara terus menerus lewat Bulog dan soal penyaluran akan ditangani oleh PT. Pos Indonesia Cabang Ambon ke 11 Kabupaten/Kota di Maluku.
Jumlah CPP ini dapat dirinci sebagai berikut: Kota Ambon 324 ton, Kabupaten Maluku Tengah 959 ton, Seram Bagian Barat 441 ton, Seram Bagian Timur 278 ton, Buru 308 ton, Buru Selatan 182 ton, Kota Tual 135 ton, Kabupaten Maluku Tenggara 327 ton, Kepulauan Aru 209 ton, Kepulauan Tanimbar 284 ton, dan Kabupaten Maluku Barat Daya 193 ton.
Karena bantuan CPP ini bersamaan maka kebutuhan akan beras oleh masyarakat pada garis level bawah sebanyak 121.382 penerima bantuan pangan di Provinsi Maluku itu sudah terpenuhi, sehingga kemungkinan besar masyarakat di daerah itu tidak akan berteriak soal krisis pangan.
Kebijakan Presiden RI tersebut sangat luar biasa sehingga Kadis Ketapang Maluku sangat yakin kenaikan harga beras tidak berdampak kepada masyarakat di provinsi dengan julukan seribu pulau itu.
Banyak pengamat menganalisa soal dampak El-Nino terhadap stok pangan yang puncaknya di bulan September, namun kenyataannya di Maluku terjadi hujan di Kota Ambon dan di Kabupaten Seram Bagian Timur bahkan di seluruh daerah.
“Jadi Alhamdulilah kita di Maluku mendapat rachmad dari Tuhan, namun kita jangan tinggi hati tetapi harus terus melakukan penanganan serta perhatian penuh sampai bulan Desember 2023,” ucap Dr. Jais.
Terkait program pilot project bantuan Pempus berupa telur dan daging ayam untuk penanganan stunting kata Dr. Jais, Provinsi Maluku belum termasuk target dan bantuan tersebut hanya untuk tujuh provinsi yaitu: Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Barat.
Program bantuan stunting untuk tujuh provinsi ini sudah jalan bersamaan dengan bantuan CPP selama tiga bulan ke depan.
“Kita berharap bulan Januari 2024 Provinsi Maluku akan masuk dalam program bantuan stunting, dimana setiap keluarga penerima manfaat akan mendapat satu rak telur dan satu kg ayam,” ungkapnya.
Program bantuan CPP merupakan kerjasama BAPANAS dengan Kemensos, sementara program bantuan stunting merupakan kerjasama BAPANAS dengan BKKBN.
Terkait bantuan beras CPP di Maluku, Dr. Jais berharap, akan tiba di Kabupaten/Kota sesuai jadwalnya dan akan diterima dengan baik oleh masyarakat penerima bantuan pangan.
Meskipun beras CPP terdistribusi ke 11 Kabupaten/Kota di Maluku dan akan diterima oleh masyarakat penerima bantuan pangan, namun TPID Provinsi Maluku selalu berkolaborasi dengan stakeholder untuk tetap melakukan OP dan Gelar Pangan Murah, untuk mengendalikan inflasi di daerah itu, sesuai Instruksi Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Terhadap semua program bantua pangan ini Kadis Ketapang Maluku sangat yakin bahwa tidak akan terjadi gejolak pangan pada masyarakat di daerah itu.
Apalagi, Manta Kepala SUPM Waiheru Ambon itu menambahkan, stok pangan beras di Maluku per Minggu II September 2023 sebanyak 30.006,63 ton yang tersebar pada 11 Kabupaten/Kota di Maluku, dan terbanyak ada di Kota Ambon sebanyak 23.515 ton.
Stok beras ini tersimpan di Gudang Bulog Ambon dan Gudang Bulog Tual serta ada di semua distributor (Data: Neraca Pangan Strategis minggu II bulan September 2023).
Sesuai hitungan/asumsi, kalau orang Maluku tidak makan pangan lokal tetapi hanya makan beras, maka dalam satu tahun orang Maluku makan beras sebanyak 130 ribu ton, sementara satu bulan 8.333 ton, maka stok beras 30.006.63 ton saat ini masih bisa bertahan hingga empat sampai lima bulan ke depan.
“Jadi stok beras di Maluku statusnya masih aman, namun dengan catatan bahwa orang Maluku tidak semuanya makan nasi, karena kurang lebih 20 persen orang Maluku makan pangan lokal,” ulasnya.
Dr. Jais berharap, masyarakat di Maluku tidak boleh panik soal stok beras, petani sawah di Maluku tetap fokus untuk menanam dan merawat tanaman padi untuk meningkatkan produksi, dan masyarakat tidak berlebihan dalam berbelanja namun berbelanja sesuai dengan kebutuhan yang ada saja.