Ambon, Tribun Maluku: Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelola Program Dampak Kependudukan dalam Mendukung Pelaksanaan GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) Tingkat Provinsi Maluku Tahun 2024.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, M.Si bertempat di Aula BKKBN Maluku, Senin (16/12/2024).
Hadir dalam acara itu, Sekretaris Perwakilan BKKBN Maluku, Para Narasumber dari Unpatti dan IAIN Ambon, Para peserta yaitu PKB dan TPK di Kota Ambon.
Kaper BKKBN Maluku, dr. Mauliwaty Bulo dalam sambutannya mengatakan, Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi Stunting hanya turun 0,1 persen dari prevalensi Stunting hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, sementara prevalensi stunting untuk Provinsi Maluku sebesar 28,4 persen atau selisih 2.3 persen dari Survei Status Gizi Indonesia ( SSGI ) tahun 2022,
Untuk itu solusinya adalah diperlukan inisiatif strategis dan upaya yang perlu dilakukan harus lebih terarah dan tepat sasaran sehingga memiliki daya ungkit dalam akselerasi percepatan penurunan Stunting.
Menurutnya, upaya-upaya tersebut lebih fokus kepada intervensi sasaran berisiko Stunting dalam rangka pencegahan terjadinya Stunting baru baik dengan melakukan intervensi spesifik maupun sensitif.
Intervensi spesifik ini bertujuan untuk mengatasi faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi terjadinya Stunting pada anak. Dalam penerapannya, intervensi ini berfokus pada kelompok sasaran yang rentan, seperti remaja putri, ibu hamil, bayi, dan anak balita, dengan harapan dapat mencegah Stunting dan menurunkan prevalensi Stunting melalui peningkatan status gizi dan kesehatan.
Selanjutnya intervensi sensitif adalah upaya yang secara tidak langusng menangani faktor penyebab stunting, namun berkontribusi sebesar 70% terhadap penurunan stunting.
Layanan ini kata dr. Mauliwaty, diselenggarakan melalui lintas sektor yang mencakup berbagai aspek kehidupan seerti sanitasi, akses air bersih, pola asuh, KB, pemahaman masyarakat tentang stunting, PHBS serta penanggulangan kemiskinan ekstrim.
Beberapa inisiatif strategi untuk mengakselerasi intervensi spesifik antara Iain melakukan optimalisasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pangan lokal kaya protein hewani bagi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang.
Sementara itu, untuk akselerasi intervensi sensitif diantaranya adalah: Penyediaan akses sumber air minum layak bagi kesehatan; Penyediaan akses sanitasi layak (bedah rumah, jamban sehat); Penyediaan dapur bersih dan sehat dan sebagainya.
Inisiatif ini telah diakomodir dalam berbagai pilihan bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh orang tua asuh kepada anak asuh yang diimplementasikan dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
Dikatakan, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN mengajak seluruh elemen masyarakat bergotong royong dan menyediakan ruang untuk turut ambil bagian dan berperan, baik dari unsur Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, Individu/Perorangan, LSM/komunitas, Swasta, Perguruan Tinggi/Akademisi dan Media untuk mendukung, berpartisipasi dan beraksi dalam memastikan semua anak Maluku dapat mengalami tumbuh kembang yang berkualitas melalui keterlibatan menjadi orang tua dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
Kegiatan ini merupakan salah satu wujud implementasi dari misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI khususnya dalam pemberantasan kemiskinan dan memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM).
GENTING merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting melalui kepedulian para pihak sebagai orang tua asuh menjadi bagian dari upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan peran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dalam membantu mewujudkan visi dan misi Presiden Republik Indonesia, terutama untuk memperkuat pembangunan SDM dan pembangunan dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.