Ambon, Tribun-Maluku.com : Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Maluku akan membaik pada 2016 dengan tumbuh rentang 5,1 – 6,1 persen, atau meningkat dibandingkan 2015 yang hanya tumbuh 4,7 – 5,7 persen.
“Peluang pertumbuhan ekonomi pada 2016 akan meningkat yakni 5,1 – 6,1 persen atau lebih baik dari pertumbuhan secara nasional 5,2-5,6 persen,” kata Kepala Perwakilan BI provinsi Maluku, Wuryanto dalam pertemuan tahunan BI tahun 2015, di Ambon, Selasa (15/12).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Maluku yang membaik disebabkan lima hal yakni program tol laut yang dicanangkan akan berdampak pada meningkatnya optimisme investasi pasca implementasi program tol laut, peningkatan investasi pelabuhan Yos Sudarso yakni akselerasi kinerja investasi khususnya pelabuhan tol laut (Dobo, Saumlaki dan Tual).
Selain itu operasional jembatan merah putih yang memberikan “multiplier Effect” terhadap kinerja perdagangan dan transportasi dan menurunnya biaya logistik, perbaikan sektor perikanan yakni pencanangan Maluku sebagai lumbung ikan nasional dan dampak positif dari penerapan kebijakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Begitu pun dampak pemulihan ekonomi global yang strategis kepada negara mitra Maluku (Amerika dan Cina) serta mendorong permintaan barang hasil ekspor Maluku.
Wuryanto menyatakan, inflasi Maluku diperkirakan akan mengalami penurunan pada 2016 yakni kisaran 5,1 persen, atau sejalan dengan penetapan target inflasi nasional sebesar 4, 1 persen.
Hal ini juga didukung dengan masih terbatasnya tekanan kenaikan harga komoditas, seiring laju pemulihan global yang berlangsung gradual.
Sementara permintaan domestik diperkirakan masih tumbuh moderat disertai ekspetasi inflasi yang tetap terjaga, ditunjang dukungan dan koordinasi yang semakin kuat antara BI, pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Langkah koordinasi pengendalian inflasi yang difokuskan untuk mengatasi permasalahan struktural, mengacu pada roadmap pengendalian inflasi.
“Inflasi di Maluku setiap tahun mengalami kenaikan yakni 2012 akibat dampak MTQ nasional di Ambon, 2013 dampak kenaikan harga BBM, sedangkan 2015 dampak moratorium dan kegiatan Pesparawi tingkat nasional,” tandasnya.
Ia mengemukakan, pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan IV diperkirakan pada rentang 5,2 – 6,2 persen, atau meningkat dibandingkan triwulan tahun 2014 sebesar 5,27 persen.
Sedangkan proyeksi inflasi pada Desember 2015 angka 0,79 persen, dengan penyumbang inflasi berasal dari beras, cabai merah, rawit, tarif listrik, angkutan udara dan makanan jadi.
“laju penahan inflasi diantaranya harga ikan segar, aneka sayuran, daging ayam dan telur ayam,” kata Wuryanto.