Andre Widyakusuma, SE. MT |
AMBON Tribun-Maluku.com- Untuk program Trans Maluku posisinya sudah ada 28 dermaga penyebrangan dari kebutuhan 42 dermaga, 3 dermaga sementara ini dibangun yaitu dermaga peyebrangan Teor, Kesui di Kabupaten Seram Bagian Timur dan Wailey di Lattu Kabupaten Seram Bagian Barat.
Masih perlu penambahan kapal dari 23 buah kapal yang sudah ada dan tahun 2017 penyelesaian pembangunanan 2 kapal penyebrangan. Saat ini terdapat 63 trayek penyebrangan dan masih dibuka lagi sekitar 75 trayek penyebrangan di Maluku.
Demikian penjelasan Andre Widyakusuma, SE. MT Kepala Bagian Perencanaan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku kepada Tribun-Maluku.com di ruang kerjanya, Senin (30/5).
Menurutnya, kebutuhan kapal penyebrangan untuk Trans Maluku sebanyak 30 buah, karena ada lintasan yang terlalu jauh seperti di Kabupaten Maluku Barat Daya untuk membuka keterisolasian.
Membangun sebuah dermaga perlu memperhitungkan juga ada tidaknya hubungan ekonomi, paling tidak ada pertumbuhan ekonomi di suatu daerah misalnya, Tual-Banda-Ambon kalau perlu membangun dermaga untuk mensuport pertumbuhan Pariwisata di Tual dan Banda.
Membangun sebuah dermaga perlu study kelayakan yang berpengaruh pula kepada keuangan Pemerintah Daerah Maluku, namun demikian secara pribadi Andre optimis ekspedisi Trans Maluku bisa terkoneksi pada tahun 2018, karena ada janji dari Dinas PU Maluku untuk memperbaiki jaringan jalan yang rusak.
Ditambahkan, janji Presiden Joko Widodo bahwa Maluku akan mendapat 10 buah kapal Rede untuk lokasi-lokasi singgah perintis yang belum ada dermaganya. Kapal Rede saat ini sementara dibangun tipenya seperti Ponton yang bisa mengangkut penumpang dari kapal perintis ke darat.