Tanimbar, Tribun-Maluku.com, – Laut Seira yang dulu tenang, kini berubah menjadi medan kejahatan terorganisir. Di balik gemerlap ombak dan senyapnya malam, bau busuk bukan berasal dari bangkai ikan melainkan dari keserakahan manusia.
Para nelayan asal Sulawesi Selatan membanjiri perairan Seira, menjarah telur ikan terbang secara besar-besaran. Namun, mereka bukan aktor utama. Dua nama besar disebut sebagai dalang: Roby (anak Haji Amin/Lamausu) dan Arshady, pengusaha yang mendanai operasi ini.
“Ini Bukan Pencurian Biasa, Ini Perampokan Terstruktur!” Alfred, tokoh pemuda Seira, tak bisa menahan amarah:
“Mereka datang, merampas sumber kehidupan kami, lalu pergi begitu saja. Semua ini didalangi Roby dan Arshady, dua mafia laut yang harus segera diadili!”
Modus kejahatan yang terorganisir, para pelaku menggunakan runpon untuk menyedot telur ikan terbang, lalu mengirimkannya melalui jalur gelap bahkan diduga hingga ke luar negeri!
Yang lebih miris, laporan warga diabaikan. Ada apa? “Apakah ada oknum aparat yang melindungi?”, ketus Alfred.
Ia enyerukan Bupati dan DPRD Tanimbar, untuk segera bertindak,
“Jika Bupati dan DPRD diam, rakyat akan curiga ada konspirasi dengan mafia laut!”
Warga menuntut, Penyitaan hasil jarahan, dan selidiki Roby & Arshady, tindakan tegas dari PSDKP & Dinas Perikanan.
Telur ikan terbang adalah penopang ekonomi warga pesisir. Jika penjarahan terus dibiarkan, Laut Seira akan mati dan generasi mendatang hanya akan mendengar ceritanya.
“Jika hukum tidak ditegakkan, Tanimbar akan jadi surga bagi penjahat dan neraka bagi rakyatnya!” sesal Alfred.
Bupati Ricky Jauwerissa dan DPRD punya pilihan, bela rakyat atau biarkan mafia laut merajalela? Warga Seira sudah siap melawan. Kini, giliran pemerintah bertindak!