Ambon, Tribun-Maluku.com : PT Gemala Borneo Utama (GBU) menuding ada kesalahan dari hasil laboratorium tim Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, soal hasil kajian lingkungan yang dilakukan di Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya.
“Ada kesalahan dari hasil laboratorium tim Unpatti, mengingat berdasarkan hasil Lab yang dilakukan pada tahun 2013, dan diuji di laboratorium LIPI, membuktikan masih 0,021 ppm. Sedangkan hasil Unpatti membuktikan adanya penggunaan mercuri 67.6 PPM, didasarkan pada pengambilan sampel di beberapa lokasi dari total lokasi pengeboran 728,” kata Ahli Geologi PT GBU, Catur Santoso di Ambon, Rabu (1/2).
Menurut Catur, Ini menunjukan adanya perbedaan yang jauh sekali, makanya dari laporan ini banyak sekali kejanggalan.
“Saya ikut langsung menyaksikan hasil kajian yang dilakukan Unpatti. Teknis sampel tidak standar, mereka mengambil sampel air sungai dengan cara memasukan kaki sehingga mengakibatkan air keruh,” ungkapnya.
“Kalau caranya mengambil salah, maka semua akan salah. Apabila metode salah maka hasilnya tidak bisa diakui. Mengingat ada alat mengukur dan itu tidak dilakukan Unpatti,” katanya lagi,
Catur juga membantah adanya penggunaan bahan kimia mercuri dalam aktivitas pengeboran. “Mulai dari eksplorasi hingga produksi, Kita tidak menggunakan maupun tidak akan memakai mercuri. Merkuri adalah teknologi lama atau tua di dunia, dan sangat berbahaya baik untuk lingkungan maupun masyarakat,” terangnya.
Opini yang dibangun, lanjut dia, bahwa PT GBU sudah melakukan proses penambangan hal tersebut tidak benar, mengingat sampai saat masih dalam tahap eskplorasi dan akan masuk dalam tahap pra konstruksi.
“Kami perlu luruskan bahwa PT GBU belum melakukan proses penambangan,” ucapnya.
Dijelaskan, sampai saat pihaknya masih menggunakan olimer yang sifatnya tidak panas dan tanpa ada unsur mercuri, untuk membantu proses pengeboran sehingga dapat berjalan lancar.
“Kalau dari hasil analisa muncul mercuri, maka kami mempertanyakan hal tersebut, karena selama ini kita tidak menggunakan mercuri untuk pengeboran,”tuturnya.
Menurutnya, mercuri bisa berasal dari batu ciannabart dengan kedalam 70 meter ke bawah dan masuk ke dalam urat-urat tanah, dan mercuri yang dihasilkan juga sangat kecil.
“Merkuri ada bersenyawa dengan batu sinabar, tetapi kami tidak menggunakan mercuri,” katanya.