Ambon, Tribun Maluku: Alat Pirolisator berfungsi untuk pemanggangan tempurung (batok) kelapa yang sebelumnya di cacah (dikecilkan) terlebih dahulu dengan ukuran diameter kurang lebih 3-5 cm.
Setelah dilakukan uji coba dengan 5 kg tempurung kelapa, suhu pemanggangan antara 200-300 derajat Celsius dengan waktu pemanggangan antara 1 setengan jam sampai 2 jam,” kata Mohtadi S. Waliulu, S.Pi, Instruktur Pertama Permesinan dan Perbengkelan pada Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) di Poka Ambon, Jumat (28/3/2024).
Menurut Mohtadi Waliulu, alat Pirolisator ini awalnya terdiri dari bagian-bagian yang terpisah, namun direkonstruksi ulang sehingga hanya menjadi satu bagian saja.
Tujuannya adalah lebih praktis, waktunya efien saat pemanggangan dan mendapatkan hasil yang lebih banyak.
Alat Pirolisator ini dibuat tahun 2016, tahun 2017 alat ini dibuat oleh BP3 Poka Ambon untuk dikirim ke Medan Provinsi Sumatra Utara, Fak-Fak Papua dan ke Kabupaten Buru Maluku.
Alat Pirolisis ini merupakan hasil inovasi dari BP3 Poka Ambon. Sebagai alat pemanggangan batok kelapa untuk mengasilkan cairan Asap Cair.
Ditempat yang sama, Wahyu Retno Haris, S.Pi, Instruktur Pertama pada BP3 Poka Ambon menjelaskan, sebelum dilakukan proses Asap Cair batok kelapa dibersihkan lebih awal dari sabuk kelapa.
Alasannya, karena sabuk kelapa mengandung kadar air. Salah satu fungsi Asap Cair adalah pengawet makanan, sehingga kalau kadar air pada batok kelapa terlalu banyak maka akan mempercepat proses pembusukan pada makanan.
Proses pemanggangan batok kelapa membutuhkan suhu 200-300 derajat Celsius dengan waktu antara 1,5 sampai 2 jam.
Saat pemanggangan terjadi dua proses yaitu: kondensasi, dimana Asap Cair akan terbagi menjadi Tar (warna hitam) dan Asap Cair yang keluar dalam bentuk greed tiga.
Proses pemisahan Tar dan Asap Cair dilakukan secara otomatis oleh alat Pirolisator.
Tar harus dipisahkan dengan Asap Cair karena mengandung senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit kanker.
Asap Cair yang masih grade tiga harus dilakukan penyulingan lagi pada alat Destilator untuk menghasilkan Asap Cair grade dua dan grade satu pada suhu 100-150 derajat Celsius dengan waktu 1,5-2 jam untuk ukuran Asap Cair 5 liter.
Asap Cair mengandung senyawa kimia seperti: Fenol, Flavonoid dan Acid.
Menurut Wahyu Retno Haris, batok kelapa 5 kg dapat menghasilkan Asap Cair yang masih kotor sekitar 1,5 liter dan jika didestilasi lagi maka akan menghasilkan 1 liter bersih Asap Cair.
Asap Cair digunakan untuk pengolahan ikan asap dan produk-produk yang lain.
“Jadi Asap Cair ini tidak hanya digunakan untuk produk perikanan saja (ikan asap), namun juga untuk produk pertanian seperti sayur dan buah,” ungkap Wahyu.
Produk Asap Cair bikinan BP3 Poka Ambon belum banyak diketahui public, baru sebagian pelaku usaha UMKM dan mahasiswa Unpatti.
Wahyu berharap, semoga para UMKM di Maluku bisa lebih berkembang untuk mengolah Ikan Asap Cair dengan menggunakan Asap Cair, hasil inovasi dari BP3 Poka Ambon karena Maluku mempunyai bahan baku Asap Cair (tempurung kelapa) yang sangat melimpah.
Selain itu, para konsumen di Maluku lebih bisa mengenal bahwa produk-produk perikanan seperti Ikan Asap Cair sangat bermutu dan mempunyai keamanan pangan yang lebih baik. Semoga!!!