Bula, Tribun-Maluku.com : Warga Desa Bula Air, Kecamatan Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), terpaksa menyeberang sungai dengan menggunakan rakit akibat jembatan penghubung desa mereka roboh.
Jembatan yang menghubungkan Desa Bula Air dengan Kota Bula (Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur) ambruk, sejak tahun lalu karena terkena banjir, hal ini memperparah akses warga menuju kota Bula.
Seperti dilansir dari maluku post, Sabtu (21/3), satu-satunya akses menuju kota Bula hanya melalui jembatan tersebut. Namun sampai saat ini, pemerintah kabupaten (Pemkab) SBT, seakan-akan menutup mata terhadap persoalan ini.
Masyarakat Desa Bula Air jika hendak memasarkan hasil kebun, dan para pelajar yang hendak ke sekolah terpaksa harus menderita karena menyeberang sungai dengan menggunakan rakit.
Kondisi ini sangat parah jika terjadi musim penghujan, karena derasnya arus sungai tersebut sehingga banyak warga dan para pelajar tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Rakit yang digunakan untuk mengantar warga menyeberang sungai ini, hasil swadaya masyarakat desa tersebut, sehingga tidak dilakukan pungutan.
Ayu Kilimangu, salah satu masyarakat yang dikonfirmasi di Bula, Jumat (20/3) mengatakan, beberapa kali kejadian ada pelajar yang jatuh terseret air sungai, namun bisa diselamatkan.
“Jika hujan tiba anak-anak kami terpaksa tidak bisa sekolah, karena banjir dan air meluap, bahkan sudah beberapa kali kejadian, anak kami jatuh terseret air, beruntung anak ini, bisa menyelamatkan diri” katanya.
Olehnya itu, dirinya berharap adanya perhatian pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi terhadap jembatan yang ada di desanya karena merupakan satu-satunya akses menuju kota Bula dan desa-desa tetangga. (SF)