Ambon, Tribun Maluku : Sebagai Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Ikatan Pemuda Mahasiswa Seram Bagian Timur (IPM-SBT Makassar) Rustam Rumatiga, minta masyarakat di kabupaten SBT supaya tidak terpengaruh serta ikut dalam konflik pemilihan kepala daerah yang terjadi di Bumi Ita Wotu Nusu
Menurutnya, kalau melihat cara berpolitik para politisi dan tim kampanye di kabupaten SBT ini belum tepat dalam memberikan pendidikan politik saat berkampanye
,”Sehingga sebagian besar masyarakat belum bisa mencegah terjadinya konflik, baik sebelum maupun pasca pemilihan kepala daerah, hal ini sangat disayangkan lagi jika para tim kampanye ini melibatkan masyarakat dalam konflik sosial politik,” ujar Kabid Hukum dan Advokasi PM-SBT Makassar dalam rilisnya kepada media, Sabtu (7/12/2024)
Untuk itu Rumatiga meminta agar masyarakat tidak boleh mau diadu domba oleh kepentingan politik sementara yang sudah barang tentu akan dinikmati oleh segelintir orang atau beberapa partai politik.
Ia menjelaskan dampak besar dari konflik politik yang ada, juga akan sampai pada anak-cucu yang sedang bersekolah atau sedang menempuh pendidikan di luar daerah maupun didalam daerah
,”Karena sudah pasti akan ada intervensi dari orang dekat nantinya, bila konflik semakin besar.,” urainya dalam rilis
Ia menambahkan, perbedaan pemilihan adalah hal yang wajib hidup berdemokrasi, tetapi jangan sampai karena beda pilihan terjadi permusuhan antara warga, karena semua punya harapan yang sama saat di bilik suara yaitu sama sama mengharapkan pemimpin yang dapat menjawab setiap keresahan kita sebagai masyarakat Seram Bagian Timur.
,”Harapan kita itulah yang akan kita tuntut pada kepala daerah pasca putusan Komisi Pemilihan Umum Daerah kabupaten seram bagian timur (KPUD SBT),” ujarnya
Terlepas dari sosio-politik, menurut Rumatiga, melihat dari segi sosio-kebudayaan dapat mengetahui bahwa keseharian masyarakat di kabupaten seram bagian timur itu dikenal sebagai masyarakat yang hidup dengan nilai adat budaya yang mempererat persaudaraan atau dengan bahasa daerahnya “a’a tu ali” yang artinya “kakak dan adik”
,”Kita ingin masyarakat kembali hidup dengan adat budaya orang seram timur seperti tahlidan antara a’a tu ali (persaudaraan kakak dan adik),” paparnya.
Ia menambahkan, Pilkada kali ini kembali menimbulkan konflik karena mendesaknya kepentingan segelintir orang.
,”Harapan kami sebagai bagian dari generasi SBT, masyarakat harus belajar pada 10 tahun yang lalu, sebagai tahun politik yang sangat buruk yang pernah ada dan jangan lagi kita mau mengulangi kejadian yang sama di tahun ini,”harapnya.