Ambon, Tribun Maluku: Kepala Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan Provinsi Maluku, dr. Mauliwati Bulo, M.Si dan staf melakukan kunjungan ke keluarga beresiko stunting yang mererima manfaat GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting).
GENTING itu merupakan salah satu gerakan yang diinisiasi oleh Kemendukbangga/BKKBN yang dilaksanakan di seluruh Indonesia, untuk membantu keluarga resiko stunting yang masuk kategori miskin.
“Jadi GENTING itu mencegah anak-anak supaya jangan sampai jatuh ke stunting,” kata dr. Mauliwati Bulo di Ambon, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, keluarga resiko stunting terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui sampai 6 bulan, kemudian nanti dilanjutkan pemberian bantuan makanan ke anak baduta yang 6 bulan sampai 23 bulan sudah bisa makan.
Kunjungan Kepala Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan Provinsi Maluku dan staf ke keluarga yang menerima manfaat GENTING itu kata dr. Mauliwati adalah untuk menginisiasi dan mengajak sebanyak mungkin calon-calon orang tua asuh, baik perorangan, BUMD/BUMN, Swasta, Akademisi, Jurnalis dan semua pihak untuk bisa menjadi orang tua asuh (OTA).
Jenis bantuannya adalah nutrisi dan non nutrisi. Bantuan nutrisi seperti makanan yang siap saji untuk dimakan satu kali se hari, dengan harga Rp15.000 per porsi secara nasional.
Namun karena kondisi Maluku maka harga tesebut ditambah menjadi Rp20.000 per porsi dan Rp5000 untuk biaya distribusi.
“Dan sambil menunggu orang tua asuh dari luar Kemendukbangga/BKKBN maka kami dari Perwakilan Provinsi Maluku sudah menginisiasinya dan ini merupakan sumbangan sukarela dari seluruh pegawai,” ucapnya.
Sebanyak 10 keluarga beresiko stunting yang dikunjungi, 4 keluarga di Desa Negeri Lama Kecamatan Baguala Kota Ambon, 4 keluarga di Desa Suli Kecamatan Salahutu dan 2 keluarga di Desa Liliboy Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah.
Pemberian nutrisi kepada 10 keluarga resiko stunting akan berlanjut sampai anak berumur 23 bulan lebih (1000 HPK) atau sampai 2 tahun.
Dikatakan, saat ini ada pihak lain yang sudah berkomitmen untuk bisa membantu menjadi orang tua asuh, sehingga BKKBN Maluku tinggal melihat kesiapan dan dimana sasarannya.
Pemberian bantuan kepada keluarga resiko stunting selain nutrisi juga non nutrisi. Bantuan non nutrisi berupa air bersih, MCK.
“Jadi kita berusaha untuk membantu mulai dari kita, dan teman-teman di Perwakilan Provinsi Maluku sangat mendukung dan merupakan bentuk kepedulian kita kepada masyakat,” ungkapnya.
Mauliwati berharap kepada seluruh keluarga beresiko stunting di Maluku termasuk 10 keluarga yang menerima bantuan nutrisi, agar dalam 1000 HPK selalu menjaga anak supaya jangan jatuh ke stunting yaitu setiap bulan membawa anak ke Posyandu, makan makanan yang bergizi, jaga kebersihat lingkungan, kebersihan di rumah dan sebagainya.
Ada kader yang memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anak itu dan kemudian di laporkan, untuk mengetahui ada perubahan atau tidak dengan pemberian makanan tersebut.
Soal pemberian bantuan nutrisi tersebut BKKBN Maluku bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Puskesmas, Tenaga Gizi) dimana BKKBN menyediakan dana, sementara Puskesmas menyediakan menunya.