Ambon, Tribun-Maluku.com : Ketua DPRD Kabupaten Buru Selatan, Muhajir Bahta menegaskan bahwa mobil dinas yang digunakannya selama menjadi anggota DPRD Bursel periode 2014-2019 kini sudah rusak berak sejak tahun 2016 dan berada di Desa Wailikut, namun ada pihak-pihak tertentu yang sengaja untuk mempolitisir masalah ini dan terkesan menyerang pribadinya.
Terkait dengan pemberitaan di media soal pemanggilan Muhajir Bahta oleh Reskrimsus Polda Maluku guna mengklarifikasi tunjangan transportasi mobil yang menurut Reskrimsus ada dugaan korupsi, dibantah keras oleh Muhajir bahwa itu juga tidak benar.
Kepada wartawan di Ambon, Rabu (24/2/2021) politisi Partai Nasdem itu mengatakan, dirinya tidak pernah memakai mobil dinas selama tahun 2018 sedangkan mobil dinas yang pernah diserahkan Pemda Bursel sudah rusak berat sejak tahun 2016 lalu.
Menurutnya, pada saat pengembalian mobil di akhir tahun 2017 mobil yang rusak itu tidak bisa dibawa ke kantor sehingga fisik mobil tidak bisa ditunjukkan kepada BPK Perwakilan Provinsi Maluku saat melakukan audit dan mobil yang rusak itu kini masih berada di Desa Wailikut.
Sudah ada dokumen terkait kerusakan mobil tersebut di Sekwan Kabupaten Buru Selatan namun, pada saat BPK melakukan audit Sekwan lalai untuk menyerahkan dokumen tersebut.
Untuk itu, terkait dengan berita indikasi korupsi yang mengarah kepada Muhajir Bahta dibantah keras karena dirinya tidak pernah menggunakan mobil dinas selama tahun 2018 lalu, dan masalah ini sudah dijelaskan juga kepada Reskrimsus Polda Maluku.
“Temuan ini sudah kami klarifikasi ke BPK Perwakilan Maluku sambil menunggu hasil penghapusan dari BPK Pusat, namun karena masalah ini juga sudah ada di kepolisian maka menurut hemat kami sudah disampaikan secara detil dan menunjukkan bukti-bukti fisik terkait dengan temuan-temuan yang mengarah kepada kami dan sudah kami bantah,” jelas Muhajir.
Muhajir sudah menyarankan kepada pihak kepolisian untuk langsung mengecek fisik mobil di lapangan, sehingga tidak menimbulkan isyu-isyu yang tidak feir karena sudah ditunggangi oleh orang-orang tertentu yang sengaja ingin menyerang pribadinya.
Dikatakan, soal berita temuan korupsi yang mengarah kepada diri Muhajir Bahta sebanyak 1 Milayar itu tidak benar. Temuan yang mengindikasi kepada Muhajir Rp159 juta namun sudah ditunjukkan bukti fisiknya dan mobil tidak pernah digunakan.
Untuk itu Muhajir menghimbau kepada semua pihak termasuk adik-adik mahasiwa untuk mendorong pemberantasan korupsi di Bursel dengan cara-cara yang terhormat.
“Soal temuan yang mengarah kepada diri kami itu hanya kesalahan administrasi dan sudah kami rapatkan bersama BPK dan BPK sarankan untuk kami melakukan klarifikaasi tindak lanjut melalui Inspektorat dan diusulkan kepada BPK Pusat untuk mendapatkan penghapusan,” ulasnya.
Terkait masalah itu kata Muhajir, terjadi miss persepsi di publik bahwa dirinya korupsi Rp1 Milyar itu tidak benar. Soal indikasi Rp159 juta itu terjadi kesalahan administrasi bagi enam anggota DPRD Bursel termasuk Muhajir Bahta.
Muhajir melihat isyu yang dibangun seolah-olah menyerang dirinya. Padahal baik fase tindak lanjut ke BPK sudah dilakukan terkait kesalahan administrasi, maupun kerugian negara yang sudah disetor walaupun Muhajir yakin bahwa dirinya tidak bersalah.
“Semua ini dilakukannya untuk mengantisipasi dibalik adanya dugaan-dugaan yang lain,” katanya.
“Isyu yang dimainkan sudah mengandung sarat politik karena data yang ditampilkan itu tidak benar,” tutupnya.