Tanimbar, Tribun-Maluku.com,- Pelaksanaan Porgram TMMD ke-123 di Desa Arui Bab dan Desa Arui Das telah memasuki hari ke 17 dari total 30 hari.
Program ini didukung penuh oleh Pemerinta Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan diakomodir dalam anggaran Dinas PMD.
Pekerjaan Tersendat Akibat Kurang Bahan
Pantauan media ini di lapangan, seminggu terakhir kegiatan TMMD tersendat-sendat dikaranakan ketersediaan material seperti semen, paku, baut, batu, pasir, papan, sekop dan sebagainya tidak terpenuhi dengan maksimal.
Misalnya pembangunan Talud di Desa Arui Das, papan dan rep sesuai RAB seharusnya masing-masing 3 kubik, sementara yang baru disediakan dinas PMD hingga saat ini hanya 1 kubik papan dan 1 kubik rep. Padahal saat ini di Arui Das, pembangunan Talud sudah memasuki pembuatan leher dan kepala talud.
Selain itu, sekop yang dijanjikan Dinas PMD akan ditambah ke masing-masing RT pun sampai saat ini tidak pernah direalisasi.
Sementara bahan yang paling mendesak seperti semen yang disuplai Dinas PMD sering kali datang terlambat dengan berbagai macam alasan.
Justru pembangunan Pustu di Arui Bab dan Talud di Arui Das sangat tergantung pada ketersediaan bahan seperti semen, batu dan pasir namun seolah-olah Dinas PMD menghambat pengadaan material-material tersebut.
Alasan PMD yang Diduga Mengada-ada
Menurut warga, diketahui bahwa kedua proyek TMMD ini telah tertuang dalam RAB dengan jumlah anggaran 1 miliar rupiah, namun penyaluran bahan-bahan material yang tertuang dalam RAB sering kali diperhambat dan terlambat.
Keterangan pilu dari Alfonsius Lolonlun selaku warga yang terlibat aktif dalam TMMD, menyatakan ketersediaan stok semen sering kali menjadi akar masalah untuk progres pekerjaan TMMD.
“RAB kebutuhan semen kan sudah ada, seharusnya jangan lagi memperhambat suplay semen. Ketika stok semen berkurang dan habis, kami sering dengar Satgas telepon minta, tetapi selalu alasan segala macam. Salah satu contoh alasan yang kami warga dengar, misalnya waktu permintaanya mepet, tidak tersedia kendaraan untuk mengangkut semen, masih ada urusan dengan DPRD, kekurangan anggaran dan harus tunggu bupati dan berbagai alasan lain,” urai Alfonsius.
Kepala Desa Membenarkan
Ketika kami mengkonfirmasi hal ini kepada Kepala Desa Arui Das, ia membenarkan persoalan kekurangan dan keterlambatan bahan material yang disuplai Dinas PMD yang membuat masyarakat sering kecewa dan kurang semangat.
“Benar bahwa ketersediaan material sering kali terlambat. Seperti pengadaan semen datang ke desa itu terlambat. Masyarakat menginginkan agar kalau bisa semen itu disuplai dua-tiga ret, tapi yang datang kenyataanya satu hari hanya satu ret, ini bikin masyarakat saat kerja punya semangat kerja menurun karena hal itu. Maksudnya mereka kalau kerja dari jam 8 pagi sampai jam 11, semennya sudah habis karna hanya 90 karung semen,” sesal Matheus Kandunmas.
Waktu Semakin Singkat
Ia kembali menekankan waktu yang semakin singkat sehingga perlu ketersedian material yang memadai.
“Waktu kita ini sudah semakin singkat, tinggal 13 hari, kalau memangnya semen datangnya sakit-sakit, macet-macet seperti ini, tanggal 15 itu sudah harus finishing, sedangkan kalau model begini, pastinya tidak akan capai target. Harapannya semen itu harus terus disuplai lebih agar masyarakat tetap kerja sampai sore sehingga target itu nantinya tercapai tepat waktu,” pinta Kandunmas.
Ketika kami mencoba mengkonfirmasi kepada salah satu Satgas penanggungjawab TMMD, ia mengatakan bahwa pekerjaan sering terlambat karena habisnya stok material yang disuplai PMD.
Pengakuan Satgas TMMD
“Semen itu harus ada setiap hari karena kalau yang tersedia atau yang didrop hanya 90 bantal semen, maka dalam sehari saja sudah habis sehingga kita harus menunggu lagi semen yang didrop dari Saumlaki,” terang salah satu Satgas.
Menurutnya, proses menunggu ini yang membuat pekerjaan terhambat karena semen yang diminta ke Dinas PMD untuk segera dikirim, tetapi baru disuplai dua tiga hari berikutnya.
“Kita minta semen untuk segera dikirim tapi datangnya satu dua hari berikutnya, sehingga ada hari-hari dimana pembangunan fisik staken tidak ada pekerjaan. Misalnya permintaan semen untuk hari Jumat kemarin, baru dikirim hari Senin, kita minta hari Senin untuk stok hari selasa, baru dikirim hari rabu,” jelas personil Satgas TMMD.
Diketahui hingga hari ke 17 ini, pembangunan talud di Desa Arui Das telah sampai pada pembuatan leher dan kepala talud. Sementara ketersediaan material semen, papan dan rep belum memadai.
Sementara pembangunan Pustu di Arui Bab telah sampai pada tahap penutupan kap atau gorden bangunan dimana dalam pembangunannya, mereka meminjam (utang) semen sebanyak 40 bantal untuk melakukan pengecoran dan plester dikarenakan suplai semen dari Dinas PMD yang seringkali terlambat.
Hingga berita ini dipublish, Dinas terkait belum dapat dikonfirmasi.