Tual, Tribun-Maluku : Keluarga Nelayan yang ditemukan tanpa kepala di Kabupaten Kepulauan Aru sangat kecewa, karena sampai saat ini belum ada perhatian dari Perusahaan yang korban bekerja di laut Arafura tersebut.
Hal ini disampaikan oleh, Novi Yanti selaku ibu Korban yang ditemukan tak bernyawa itu melalui pesan Whatsapp yang terima Tribun Maluku di Tual, Minggu (5/5/2024).
Menurutnya, keluarga mengetahui bahwa mayat yang ditemukan tanpa kepala itu adalah (Juanna Bay) yang merupakan anaknya kadungnya itu setelah menerima pesan Whatsapp dari Santi Istri dari Juanna Bay sebagai berikut;
Berikut beberapa informasi yang keluarga kumpulkan terkait kejadian/musibah yg menimpa almarhum Juanna Bay.
1. Almarhum dan bbrp ABK lain mendapatkan informasi lowongan bekerja di kapal ikan dari media sosial Facebook
2. Selanjutnya, almarhum berhubungan/berkomunikasi dgn Sdr Oki atau Sdr Jay selalu agen atau perantara antara ABK dgn pihak pemilik kapal.
3. Pada antara tgl 24 s.d. 26 Maret 2024, almarhum dan ABK lain tiba di Juwana (Pati, Jawa Tengah) dan tinggal di rumah kost yg disiapkan oleh Sdr Jey atau Sdr Oki
4. Selanjutnya, pada 27 Maret 2024, almarhum dan ABK lain berangkat dari Juwana (Pati, Jawa Tengah), naik kapal Mitra Utama Semesta (kapal pengangkut ikan), dengan tujuan laut arafuru di Maluku/Papua.
5. Setelah sekitar 8 atau 9 hr berlayar, almarhum dan para ABK dipindahkan ke 2 kapal ikan berbendera Rusia (Run Zeng 03 dan Run Zeng 05)
6. Pada tgl 8 April 2024, almarhum dr para ABK mogok kerja di 2 kapal ikan tersebut karena ada perselisihan terkait janji THR Rp2jt yg belum dikasih oleh pengurus kapal.
7. Janji THR tsb dijanjikan oleh Sdr Oki atau Sdr Rey (saat merekrut almarhum dan para ABK), bhw akan diberikan kepada para ABK setelah bekerja di kapal, paling lambat 3 hari sebelum lebaran
8. Akibat mogok kerja tsb, para ABK sdh tdk mendapatkan jatah makan dan minum seperti sebelumnya.
9. Akibatnya, karena tidak tahan dgn kondisi tersebu, dan tidak ada kejelasan mengenai THR yg dijanjikan oleh Sdr Rey atau Sdr Oki, serta tidak ada kejelasan terkait pemulangan mereka, maka pada tanggal 11 April 2024 pagi, almarhum dan 5 ABK lain lompat/terjun ke laut dgn posisi kapal dgn daratan sekitar 12 mil laut
10. Dalam upaya berenang utk mencapai daratan, almarhum terpisah dgn 5 ABK lain (yang selamat)
11. Pada 15 April 2024, sekitar pkl.12.30 WIT, penduduk Kampung Koijabi memukan sesosok mayat yg berjenis kelamin laki-laki dgn ciri-ciri mayat memakai Baju Suiter warna coklat lengan panjang, memakai celana pendek, dengan ciri-ciri baju dan celana yg dikenakan tersebut sama dengan ciri-ciri ABK Kapal yg hilang pada tanggal 11 April 2024 yg lompat diatas Kapal Run Zeng 03 a.n Juan Abay (23 Thn, Islam, asal Binjai – Sumut)
12. Selanjutnya, mayat tersebut telah dimakamkan oleh pihak Pemerintah Desa Koijabi, Kecamatan Arun Tengah Timur, Kabupaten Aru, Provinsi Maluku (pertimbangan dimakamkan karena kondisi mayat sudah membengkak)
13. No kontak agen yg merekrut almarhum adalah Sdr Oki (087786094665) atau Sdr Rey (081292892363) domisili juwana.
Olehnya, pihaknya meminta perusahaan harus bertanggungjawab kepada perusahaan (Kapal PT Musa) yang korban ( Juanna Bay) untuk bekerja sebagai Nelayan di Kapal Asing tersebut.
Pasalnya, sampai saat ini tidai ada satupun pihak perusahaan yang tatap muka dengan keluarga untuk membicarakan musibah yang melimpah anak kami itu.
Sesuai data yang di peroleh media ini menyebutkan bahwa, sebelumnya warga Aru digegerkan dengan penemuan mayat tanpa kepala di laut. Diduga mayat tersebut berasal dari kapal nelayan yang sering menangkap ikan di laut Arafura.
Mayat berjenis kelamin laki-laki tanpa indentitas tersebut ditemukan di pesisir pantai antara desa Koijabi dan desa Balatan, Kecamatan Aru Tengah Timur, Kepulauan Aru, Senin (15/04/2024) lalu.
Mayat pertama kali ditemukan dua warga desa Koijabi yakni Yusuf Selfanay dan Dodi Selfanay (saksi ) sekira pukul 17.05 WIT yang hendak melakukan perjalanan menuju kota Dobo menggunakan speedboat.
Saat berada di perairan antara desa Balatan dan Desa Koijabi, tiba-tiba sekitar jarak 10 meter, saksi Yusup yang duduk di depan speed melihat ada sesosok mayat yang sementara terapung/hanyut. Kemudian saksi Dodi yang membawa speed boat memberhentikan speed dan melihat benar ada mayat.
Kemudian keduanya kembali ke desa Koijabi untuk melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak kepolisian setempat.
Setelah menerima laporan itu, pihak kepolisian berkomunikasi dengan tim Nakes Koijabi dan kepala desa untuk turun di lokasi penemuan guna melakukan evaluasi.
Pukul 18.25 WIT personel Polsek Koijabi bersama tim tiba di TKP, namun mayat tidak ditemukan, kemudian tim dibantu warga setempat melakukan pencarian dengan menulusuri sekitar pesisir pantai.
Pukul 18.40 WIT, mayat tersebut ditemukan sementara tersangkut di akar pohon Mangrove.
Kemudian mayat diambil dan dibawah ke desa Koijabi.
Setelah tiba di desa Koijabi dan mayat tersebut diambil dari speed boat dan diletakan diatas Jembatan. Selanjutnya tim nakes melakukan pemeriksaan terhadap mayat tersebut.
“Hasil pemeriksaan dan kesimpulan sementara terhadap ciri-ciri mayat tanpa identitas tersebut yaitu bertubuh pendek, tinggi badan sekitar 155-160 cm, warna kulit putih dan mengunakan baju kaos lengan panjang warna coklat serta bajunya sudah tersobek. Selain itu, korban juga mengenakan celana pendek warna hitam,” ucap sumber kepada media ini.
Sumber juga menambahkan, diperkirakan korban sudah meninggal dan hanyut di laut sekitar 5 sampai 6 hari sehingga tumbuhnya sudah membengkak dan tanpa kepala.
“Dilihat dari luka di leher korban yang tidak beraturan bukan karena benda tajam, namun terlepasnya kepala dari tubuh korban belum bisa dipastikan penyebabnya,” jelas sumber yang tidak mau namanya disebutkan.
Usai pemeriksaan, korban langsung dimakamkan oleh warga setempat dengan alasan mayat tersebut telah menimbulkan bahu busuk.