Ambon, Tribun-Maluku.com : Kepala BKKBN, DR. dr. Hasto Wardoyo menggelar Ngobrol Bareng (Ngobar) bersama jurnalis BKKBN di seluruh Indonesia, yang difasilitasi oleh Perwakilan BKKBN Provinsi se-Indonesia, pada Selasa (9/3/2021).
Dalam acara Ngobar tersebut untuk Maluku dihadiri oleh Kaper BKKBN Promal, Dra. Renta Rego, Plt. Sekretaris BKKBN Maluku, Marthin Manuputty, S.Sos serta beberapa jurnalis di Kota Ambon.
Kepala BKKBN. DR. dr. Hasto Wardoyo menjelaskan seputar bagaimana mencegah stunting serta menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa kehamilan.
Dalam Ngobar tersebut jurnalis Maluku Rohim Makarim (Berita Kota) mempertanyakan kiat-kiat dalam penanganan serta penurunan stunting di daerah kepulauan seperti Provinsi Maluku kepada Kepala BKKBN Pusat.
Karena kondisi penanganan stunting pada daerah kepulauan sangat berbeda dengan daerah kontinental. Apalagi diperhadapkan dengan jumlah tenaga penyuluh KB yang masih minim di daerah terpencil, anggaran yang terbatas, serta rentang kendali (geografis) yang cukup sulit.
Menjawab pertanyaan tersebut Kepala BKKBN DR. dr. Hasto Wardoyo mengatakan, saat Rakernas BKKBN belum lama ini dirinya secara langsung meminta kepada Presiden RI Joko Widodo agar tenaga penyuluh KB ditambahkan untuk daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga penyuluh KB.
“Saya sudah tindak lanjuti dengan mengalokasikan tenaga penyuluh untuk penanganan stunting sebagian ke Maluku. Meskipun program kami ini belum tentu merekrut PNS, tetapi untuk bidang-bidang bisa kita berdayakan guna mendampingi ibu-ibu hamil di daerah, memang bidan sebenarnya banyak hanya saja sebarannya yang belum merata,” ucap Hasto.
Menurut Hasto, jika saatnya difasilitasi dan di atur satu desa harus ada satu bidan dengan fasilitas yang tersedia, maka ada optimisme program pencegahan dan penurunan stunting akan berhasil.
dr. Hasto sangat memahami bahwa ada pasien yang di bawa dengan tandu di salah satu desa di Maluku untuk mencar perawatan medis. Pengalaman dirinya dulu menjadi dokter di pedalaman Kalimantan Timur pernah membawa ibu hamil pakai sarung karena memang transportasi yang sulit.
Namun demikian, Kepala BKKBN optimis stunting di Maluku bisa teratasi karena Maluku memiliki kekayaan ikan yang melimpah, sehingga masyarakat Maluku harus di dorong terus untuk makan ikan.
Selain itu, dirinya meminta agar masyarakat Maluku tidak ada dalam pemahaman yang salah dengan mitos yang mengatakan bahwa, makan ikan membuat cacingan sehingga banyak masyarakat tidak diberikan ikan yang segar, tetapi justru masyarakat mengkonsumsi mie instan.
“Hal ini kan ironis, kita tahu bahwa Maluku lautnya luas ikannya sangat banyak tetapi makannya mie instan, ini yang menjadi bagian penting untuk kita perhatikan di Maluku,” harapnya.