Ambon, Tribun-Maluku.com : Ketua MPH Sinode GPM Maluku meresmikan gedung Gereja Mahanaim Jemaat GPM Bethani, yang ditandai dengan penekanan tombol Sirine.,
Peresmian ini dilakukan Sabtu (31/10/2020) langsung dilanjutkan ibadah Pentahbisan dipimpin langsung oleh pendeta M Soukotta.
Dalam sambutan Gubernur Maluku yang dibacakan oleh Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan Gubernur Maluku, Megi Samson menjelaskan pesan yang menjadi simbolis pentahbisan rumah ibadah adalah kebersamaan dan persaudaraan
Menurutnya Gedung Gereja tidak dibangun seorang diri tetapi atas dasar persekutuan dan kebersamaan dan gedung Gereja Mahanaim merupakan wujud saling peduli dan saling menanggung beban.
Untuk itu Gubernur berpesan kepada Jemaat Mahanaim untuk bangun terus persaudaraan dan persekutuan , karena tanpa kebersamaan, persekutuan maka usaha apapun akan sia-sia.
Selain itu Ismail berpesan dengan adanya gedung baru ini maka ada semangat yang baru, tekad dan komitmen untuk terus membangun jemaat dan masyarakat.
Kepada Jemaat Gubernur meminta untuk meningkatkan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, menciptakan harmonis sosial , pengembangan SDM melaui pendidikan yang berkualitas serta pembentukan karakter dan moral umat yang tangguh.
Menurutnya hal ini sangat diperlukan karena saat ini umat sementara memasuki saman yang penuh kompetisi dan dinamika yang sangat cepat.
Dirinya berharap umat bisa bersama Pemerintah Daerah bisa membangun sinergitas dan kolaborasi yang bermuara pada kesejahteraan.
Dengan adanya gedung Gereja yang baru ini Gubernur berharap bisa membuat umat lebih sejahtera lahir maupun bathin.
Ditempat yang sama Ketua MPH Sinode Pdt. Drs. A.J.S. Werinussa, M.Si. mengajak umat Mahanaim untuk mengucap syukur karena ditengah pandemi Covid-19 pembangunan Gereja Mahanaim bisa diselesaikan.
Menurutnya dengan berdirinya gereja ini memberikan catatan-catatan perenungan bagi umat, bahwa selangkah diancaman pandemi Gereja tetap berdiri.
Untuk itu umat harus lebih optimis tidak boleh pesimis karena protokol kesehatan menjadi jaminan bagi umat, karena saat ini yang paling penting adalah masker, bukan membawa Alkitab
Menurutnya Alkitab bisa berpotensi penyebaran Covid, namun untuk itu Alkitab harus berada didalam hati umatnya.
Ini merupakan tantangan terbesar karena terlalu lama dalam sejarah Alkitab selalu dibawa-bawa sebagai simbol, dan saatnya Alkitab masuk menjadi Imun baru selain vitamin untuk memperkokoh ketahanan.
Untuk itu dirinya mengajak umat untuk optimis karena Covid-19 diberikan Tuhan untuk tidak membunuh umatnya tetapi Pandemi umatnya untuk mengatur hidup lebih baik, dan yang paling terpenting bagi umat adalah keimanan.