Ambon,Tribun-Maluku.com : Berdasarkan surat masuk dari masyarakat Negeri Lima Kecamatan Leihitu Maluku Tengah(Malteng) terkait dengan meluapnya sungai Wai Ela dan rusaknya pemukiman dan rumah warga, maka pada selasa (27/07/2021) Anggota Komisi III DPRD provinsi Maluku Di bawah pimpinan Hatta Hehanussa melakukan OnThe Spot mengunjungi lokasi bencana alam .
Dalam kunjungan ini komisi III mengundang Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku yang melakukan pekerjaan Pembangunan dan Pengembangan sungai Wai Ela untuk bersama-sama melihat kondisi lapangan.
Hatta Hehanusa dan Ayu Hasanussy mempertanyakan penanganan yang di lakukan BWS terhadap sungai Wai Ela sudah sampai sejauh mana penanganannya.
Kepada Anggota DPRD Maluku, satker Penangan Jaringan Sumber Daya Air (PJSA) Maluku Muhammad Hasby katakan, Kegiatan penanganan di sungai Wai Ela baru di laksanakan pada tahun 2020 melalui kegiatan pembangunan pengendali sendimen sungai Wai Ela Negeri Lima.
pelaksanaan ini didasarkan pada hasil perencanaan dari tim Unit Desai (UD). berdasarkan investigasi lapangan, tim UD merencanakan membangun 3 bangunan Sabo Dam pada bagian hulu sungai untuk mengendalikan debris yang turun jika terjadi banjir akibat curah hujan yang tinggi dan mencegah jebolnya kembali Bendungan Alam di atas serta melindungi pemukiman dan serta membuat tanggul tengah kearah jembatan agar air sungai mengalir melalui pilar-pilar jembatan yang berada di bagian muara sungai.
Selanjutnya Dia juga menjelaskan, tahun 2020 di bangun 2 buah Groundsil dan tanggul pengarah dari susunan blok beton dan tanggul tanah biasa dengan nama paket pembangunan sedimen.
Menurut Hasby, Kejadian meluapnya sungai Wai Ela di akibatkan hujan dengan intensitas tinggi di Pulau Ambon sehingga membawa debris berupa material batu berukuran beragam antara diameter 5-30 cm yang di akibatkan adanya longsoran di daerah hulu, sehingga terjadi kerusakan pada tanggul sungai dan tertimbunnya satu buah groundsill bagian hulu yang berjarak kurang lebih 400 meter dari jembatan ke arah hulu sungai , juga terjadi limpasan banjir yang melewati bahu jalan dan badan jalan, mengancam oprit jembatan dan terendamnya rumah warga di daerah bantaran sungai.
“kami sudah upayakan mengarahkan aliran sungai yang melintas di belakang sisa tanggul ke tengah aliran agar tidak masuk ke jalan dan pemukiman dengan bahan banjiran bronjong.” ujar Hasby.
Dia juga menambahkan bahwa, Bupati Malteng Abua Tuasikal telah mengirim surat untuk BWS tentang tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor pada tanggal 12 juli 2021 dan untuk menindak lanjuti surat itu, sudah sampaikan kepada Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta dan sudah di setujui. di pastikan pada pertengahan bulan agustus 2021 ini sudah di kerjakan pemasangan bronjong.
Di lokasi sungai Wai Ela, masyarakat sudah tahu bahwa komisi III DPRD Maluku akan datang, sehingga mereka sudah menanti Anggota Dewan dan pihak BWS untuk sampaikan aspirasi mereka.
Wakil ketua Komisi III Hatta Hehanusa dan Anos Jermias yang juga Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku menanyakan apa mau masyarakat untuk penanganan sungai Wai Ela ini. Lewat perwakilan masyarakat Negeri Lima,Amir meminta untuk Normalisasi sungai Wai Ela segera dituntaskan pekerjaannya.
“Kami minta secepatnya normalisasi sungai Wai Ela agar jangan sampai tahun depan hujan, terjadi lagi banjir, ” ujar beberapa warga
Kepada masyarakat , komisi III DPRD Maluku maupun pihak BWS Maluku berjanji akan melakukan penanganan tanggap darurat dulu, dengan memasang Bronjong ,sesudah itu akan di buat permanen untuk penanganan Sungai Wai Ela.