Ambon, Tribun-Maluku.com : Sekitar 40 persen lahan irigasi di daerah Tanah Merah, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), telah dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.
“Akibatnya program pembangunan bendungan dan irigasi Werinama untuk tahap ketiga mengalami kendala karena adanya rencana proyek penanaman kelapa sawit masuk ke sana,” kata Pelaksana PPK Irigasi Pulau Seram 2013, Balai Sungai wilayah Maluku Yoop Tutuarima di Ambon, Minggu (22/2).
Sehingga pihak balai akan berkoordinasi dengan Bupati Abdullah Vanath agar lokasi itu tidak diganggu.
Rencana koordinasi dengan Pemkab SBT ini juga sudah disampaikan secara langsung kepada Bupati bersama rombongan DPRD Maluku yang melakukan kunjungan pengawasan di daerah itu.
Menurut Yoop, pemerintah sejak tahun 2012 lalu telah membangun bendung Bumi untuk mengairi lahan sawah di daerah transmigrasi Jakarta Baru dan Sudemo seluas 3.000 meter persegi.
Pembangunan tahap pertama senilai Rp9 miliar yang bersumber dari APBN dan dilanjutkan tahun 2013 sebesar Rp43 miliar, tahap ketiga tahun 2014 senilai Rp9 miliar.
“Selanjutnya pemerintah kembali meluncurkan dana APBN senilai Rp15 Miliar untuk pengerjaan tahap keempat,” ujar Yoop.
Sedangkan untuk program pembangunan bendungan Werinama itu tahun pertama mendapatkan kucuran dana APBN sebesar Rp15 miliar, tahun kedua Rp9 miliar dan untuk tahun ini diusulkan Rp15 miliar.
“Untuk Bendungan Werinama ini sudah masuk tahun ketiga, tetapi kami perlu berkoordinasi dengan Bupati karena masalah konsiderasi mengingat bendungan itu berjarak 30 kilo meter dari Desa Bemo,” katanya.
Kalau lahan perkebunan kelapa sawitnya berlanjut ke arah perbukitan tidak jadi masalah, sehingga lokasi yang akan dijadikan irigasi di Werinama tidak terganggu.
Pihak Balai Sungai sejak tahun 2014 lalu juga sudah pernah bersuara ke DPRD provinsi untuk meminta tekanan politik terkait perkebunan kelapa sawit di sekitar areal irigasi. (ant/tm)