Ambon, Tribun Maluku. Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. M. Haulussy Ambon dianggap sedang dalam sakit kronis.
Hal ini disebabkan persoalan yang terus menerpa Rumah Sakit berplat merah itu, terutama berkaitan dengan pembayaran honor Tenaga Medis.
Lalainya manajemen RS yang beralamat di Jl. Dr. Kayadoe, Kelurahan Benteng Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon dalam membayar hak tenaga medis, membuat sejumlah Dokter menggelar aksi mogok kerja, yang telah berlangsung selama dua pekan.
Aksi yang dilakukan Tenaga medis merupakan anti klimaks atas kebijakan Direktur Utama (Dirut) Nasarudin dan kejadian ini sudah anti klimaks sebenarnya yang dilakukan tenaga dokter.
Saya tahu betul tenaga dokter itu tidak mungkin mau melakukan hal-hal seperti itu. Dan saya kira pimpinan RSUD juga tidak punya solusi untuk mereka,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Rovik Akbar Afifudin kepada wartawan di Rumah Rakyat Karang Panjang Ambon, Senin (14/08/2023).
Menurutnya, selama ini pimpinan RSUD Haulussy tidak bisa melihat mana itu kebijakan, mana itu keputusan, dimana mereka selalu berlindung berlindung dibalik aturan, padahal persoalan yang terjadi untuk kepentingan banyak orang.
Hal ini bahkan telah disampaikan dalam rapat, baik di Komisi maupun Badan Anggaran (Banggar).
“Jadi presepsi soal bagaimana menangani masalah tenaga guru dan dokter yang dia punya implikasi untuk banyak orang, itu harus dipandang berbeda dengan menangani hal-hal yang tidak seperti saya maksudkan tadi. Kita butuh konsistensi pemerintah daerah karena ini masalah serius. Jangan lihat dokternya melainkan pasiennya, kita harus punya rasa sense,” jelasnya.
Secara kasat mata, Politisi PPP Maluku itu melihat manajemen RSUD Haulussy sudah sakit, sehingga perlu dilakukan pembenahan.
Untuk itu, perlu ada intervensi Pemerintah Daerah (Pemda) Maluku, salah satunya dengan menggantikan Direktur Nazarudin, sebagai upaya menyelamatkan RSUD Dr. Haulussy.
“Memang itu RS, tapi itu rumah sakit yang sudah sakit kronis. Jadi saya kira yang paling mudah ganti Kepala RS, kan dia sudah ikut tes jabatan di salah satu RS, dia tidak punya etikat untuk kita, diganti saja kok lama banget. Dia tidak serius disini, Sekda tahu itu loh, tinggal ganti kok susah,” ungkap Afifudin.