Inflasi |
AMBON Tribun-Maluku.com- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat pada Maret 2017 dari 82 Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia, tercatat 33 Kota mengalami inflasi dan 49 Kota mengalami deflasi, dari 2 Kota IHK di Provinsi Maluku Kota Ambon mengalami inflasi sebesar 1,13 persen dengan IHK 126,67 dan Kota Tual mengalami inflasi sebesar 0,78 persen dengan IHK 142,83.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,24 persen dengan IHK 135,67 dan inflasi terendah terjadi di Kota Banjarmasin 0,01 persen dengan IHK 127,74. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen dengan iHK 143,11 dan terendah terjadi di Kota Padang dan Kota Purwakerto sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 134,04 dan 125,22.
Kota Ambon menduduki peringkat 48 IHK, inflasi bulanan menduduki peringkat 2, inflasi tahun kalender menduduki peringkat 63, serta inflasi tahun ke tahun mnduduki peringkat 31,”kata Kepala BPS Promal Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si di Ambon, Senin (3/4/2017).
Sedangkan IHK Kota Tual menduduki peringkat 1 IHK, inflasi bulanan menduduki peringkat 5, inflasi tahun kalender menduduki peringkat 10, serta inflasi tahun ke tahun menduduki peringkat 7.
Menurut Hutauruk, Inflasi tahun kalender Kota Ambon di bulan Maret 2017 sebesar 0,65 persen dan inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 3,85 persen, sedangkan Inflasi tahun kalender Kota Tual sebesar 1,93 persen dan inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 5,18 persen.
Inflasi di Kota Ambon terjadi pada 6 kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 3,95 persen dan inflasi terendah pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,05 persen.
Deflasi hanya terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen.
Inflasi di Kota Tual terjadi pada 6 kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,82 persen dan inflasi terendah pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,01 persen.
Deflasi terjadi hanya pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,03 persen.(TM02)