Rokok merupakan salah satu tantangan kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi perokok aktif di Indonesia masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, terutama di kalangan remaja.
Kebiasaan merokok tidak hanya menjadi faktor risiko utama berbagai penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan, tetapi juga memberikan beban ekonomi yang besar bagi negara. Salah satu langkah strategis yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menaikkan cukai rokok.
Dampak Positif Peningkatan Cukai Rokok
Peningkatan cukai rokok dapat memberikan dampak ganda: menurunkan prevalensi merokok dan meningkatkan pendapatan negara. Berdasarkan pengalaman negara-negara maju seperti Australia dan Singapura, peningkatan harga rokok secara signifikan terbukti efektif menekan konsumsi, terutama di kalangan kelompok rentan seperti remaja dan masyarakat berpenghasilan rendah. Ketika harga rokok menjadi tidak terjangkau, motivasi untuk mengurangi atau berhenti merokok cenderung meningkat.
Di sisi lain, kenaikan cukai juga akan meningkatkan pendapatan negara yang dapat dialokasikan untuk mendukung program kesehatan, seperti pengendalian penyakit tidak menular, perbaikan fasilitas kesehatan, dan kampanye edukasi kesehatan. Dengan demikian, kebijakan ini memberikan manfaat ganda: mengurangi beban kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kapasitas negara dalam memberikan layanan kesehatan.
Kritik dan Tantangan
Namun, kebijakan ini sering kali mendapat kritik, terutama dari industri rokok dan pihak-pihak yang khawatir akan dampaknya terhadap petani tembakau. Industri rokok sering mengklaim bahwa kenaikan cukai dapat mengancam keberlangsungan bisnis dan lapangan kerja.
Meskipun demikian, data menunjukkan bahwa kontribusi industri rokok terhadap perekonomian nasional sebenarnya tidak sebesar yang sering diklaim. Selain itu, langkah mitigasi seperti diversifikasi tanaman bagi petani tembakau dapat menjadi solusi untuk mengurangi dampak ekonomi.
Tantangan lainnya adalah potensi peningkatan rokok ilegal akibat kenaikan harga. Untuk mengatasi ini, pemerintah perlu memperkuat pengawasan dan penegakan hukum terhadap peredaran rokok ilegal. Selain itu, kampanye edukasi yang masif perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok, sehingga permintaan rokok secara keseluruhan dapat berkurang.
Kesimpulan
Menaikkan cukai rokok bukan hanya langkah yang masuk akal, tetapi juga keharusan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Pemerintah perlu bertindak tegas dan konsisten dalam mengimplementasikan kebijakan ini, sembari memastikan dukungan bagi kelompok terdampak seperti petani tembakau dan buruh pabrik rokok.
Dengan pendekatan yang komprehensif, Indonesia dapat mengurangi prevalensi merokok dan melindungi generasi mendatang dari dampak buruk rokok. Saatnya kita bersama-sama mendorong langkah ini demi Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
** Martje Huwae adalah Mahasiswa S2 di Adinkes UIMA