Ambon, Tribun-Maluku.com : Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir mengatakan nasib pendidikan mahasiswa di Universitas Darussalam (Unidar) Ambon yang saat ini sedang dinonaktifkan hingga 31 Desember 2015 harus diselamatkan.
“Nasib mahasiswa harus diselamatkan, tidak boleh kita biarkan, ini konflik yayasan jangan sampai mahasiswa yang jadi korban,” katanya di Ambon, Sabtu (10/10).
Menristekdikti yang ditemui usai menghadiri Fokus Grup Diskusi (FGD) Evaluasi Penyelenggaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mengatakan, dirinya belum mengetahui dengan pasti sejauh mana proses penyelesaian konflik yang terjadi di Unidar.
Karena itu, dirinya akan membahas hal tersebut secara mendetail dengan pihak Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XII(Maluku, Maluku Utara dan Papua).
“Untuk masalah Unidar saya ingin melihat kondisi yang sesungguhnya di Kopertis, apakah memang perlu pembinaan atau bagaimana,” katanya.
Menurut dia, Unidar harus segera menyelesaikan masalahnya karena sangat berpengaruh pada terhambatnya proses studi mahasiswa setempat, terutama yang sudah harus diwisuda.
Konflik dualisme Rektor dan yayasan yang menaungi Unidar, kata Muhammad Nasir, diupayakan penyelesaiannya melalui mediasi maupun proses peradilan sebelum batas waktu akhir penonaktifan pada 31 Desember 2015, jika tidak maka masa nonaktif perguruan tinggi tersebut akan diperpanjang.
“Sepanjang masih konflik kami tidak bisa mengaktifkannya, selesaikan dulu itu (masalah) internalnya, (terserah) apakah melalui mediasi atau pengadilan yang penting jangan mahasiswa yang dikorbankan,” tandas.
Menurut Muhammad Nasir, jika nantinya Unidar harus ditutup, para mahasiswa setempat akan diupayakan untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan, yakni dengan dipindahkan ke perguruan tinggi lainnya.
“Saya kira itu belum sampai ke sana, tapi kalau memang Unidar jadi ditutup maka seluruh mahasiswa akan kami pindahkan,” katanya.