Ambon, Tribun Maluku: Neraca perdagangan Maluku Januari sampai April 2025 mengalami defisit US$104,73 juta yang dipicu oleh surplus pada sektor non migas US$11,39 juta, sementara sektor migas defisit US$116,13 juta.
Selama April 2025 mengalami defisit US$29,74 juta. Defisit berasal dari transaksi perdagangan sektor non migas surplus senilai US$0,51 juta, sementara sektor migas defisit US$30,25 juta,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia, SE. M.Si di Ambon, Kamis (5/6/2025).
Menurut Pattiwaellapia, neraca perdagangan Maluku Januari sampai April 2025 mengalami defisit 167,51 ribu ton yang dipicu oleh surplus pada sektor non migas 1,72 ribu ton, sementara sektor migas defisit 169,23 ribu ton.
Selama April 2025 mengalami defisit 45,43 ribu ton. Defisit berasal dari transaksi perdagangan sektor non migas surplus 0,04 ribu ton, sementara sektor migas defisit 45,47 ribu ton.
Dikatakan, pada Januari sampai Desember 2024, Provinsi Maluku mengalami defisit sebesar US$ 398,34 juta.
Setiap bulan di sepanjang tahun 2024, Maluku selalu mengalami defisit, dan yang terdalam terjadi di bulan Juli 2024 yang mencapai US$ 68,37 juta. Hal ini dikarenakan masih tingginya impor barang dari luar negeri
Impor barang tersebut didominasi dari sektor migas. Di sisi lain, ekspor Maluku pada sektor migas belum mampu mengimbangi besarnya impor migas dari luar negeri.
Tercatat ekspor migas Maluku selama Januari sampai Desember 2024 hanya sebesar US$ 23,29 juta sedangkan impor migas dari luar negeri mencapai US$ 445,82 juta.






