Ambon, Tribun Maluku: Pemerintah Provinsi Maluku bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Maluku Rabu kemarin (13/11/2024) melakukan Panen Bersama komoditi Bawang Merah di salah satu sentra di Kecamatan Leihitu Maluku Tengah tepatnya di Dusun Oli Desa Wakal pada kelompok tani Jaya Tani.
Acara panen tersebut dihadiri oleh Deputi Bank Indonesia Provinsi Maluku, Dicky R. Afriyanto, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, Dr.sc.agr.drh. Faradilla Attamimi, MTAPSc, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, yang diwakili oleh Kabid Hortikultura, Donald Lekatompessy, SP. MM, Penyuluh Pertanian, Kelompok Tani dan Masyarakat, termasuk dosen dan mahasiwa Fakultas Pertanian Unpatti.
Bawang merah merupakan salah satu komoditi pertanian pemciu inflasi. Konsumsi bawang merah di Provinsi Maluku sesuai Susenas tahun 2023 mencapai 2,2 kg/kap/tahun.
Degan jumlah penduduk saat ini konsusmi rumah tangga di Maluku membutuhkan kurang lebih 4.280 ton per tahun atau rata-rata 357 ton per bulan. Untuk Kota Ambon saja membutuhkan bawang merah sebanyak 65 ton/bulan.
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuah bawang merah di Maluku selain mendatangkan dari luar wilayah, tetapi juga melalui pengembangan di dalam daerah.
Daerah penyangga bagi kabupaten/kota pengukur Indek Harga Konsumen (IHK) terus disokong untuk pengembangan komoditi yang selama ini penyumbang inflasi.
Pembiayaan dilakukan melalui sinergitas anggaran baik APBD maupun APBN, dukungan stake holder bahkan mendorong petani untuk memanfaatkan Skim Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Salah satu dukungan stake holder yang nyata adalah bantuan Bank Indonesia Provinsi Maluku melalui inovasi Digital Farming yaitu sistem budidaya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital.
Deputi Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Maluku, Dicky R. Afriyanto dalam sambutannya mengatakan, bantuan yang diberikan berupa instalasi irigasi tetes berteknologi digital, sarana produksi berupa bibit, pupuk, pestisida, mulsa plastic dan transfer teknologi kepada petani.
Dengan inovasi ini petani semakin efisien dalam melakukan budidaya dan tidak perlu repot-repot dalam pemeliharaan, pemupukan, dan penyiraman.
Namun dilakukan secara otomatis dimana waktu penyiraman diatur, kadar pupuk diatur dan pengukuran terhadap kondisi fisik tanah terus dipantau secara terintegrasi, sehingga kadar pupuk yang diberikan tepat waktu, tepat dosis dan tepat jenis, begitupun tindakan budidaya lainnya akan dilakukan secara terukur.
Bantuan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Maluku untuk pengembangan Digita Farming di Maluku selama kurun waktu 2023-2024 sebanyak 4 unit, masing-masing: 1 unit di Kota Ambon dan 3 unit di Kabupaten Maluku Tengah.
Harapan kami dengan dibangun klaster seperti begini dapat meningkatkan produksi komoditas pertanian sekalgus meningkatkan kesejahteraan petani,” ucap Dicky Afriyanto.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, Dr.sc.agr.drh. Faradilla Attamimi, MTAPSc dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia atas dukungan teknologi dan sarana pertanian untuk membantu petani dalam berproduksi sekaligus mendukung ketersediaan pasokan.
Jika supply dalam jumlah yang cukup akan sangat membantu dalam upaya pengendalian inflasi di Provinsi Maluku.
Panen bersama ini membuktikan bahwa dengan teknologi yang tepat dan didukung petani yang terampil, akan menghasilkan produk-produk pertanan yang dibutuhkan pasar dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang terjaga.
Panen bersama tersebut juga akan menjadi sarana pembelajaran bagi para mahasiwa yang nota bene adalah generasi muda penerus pembangunan pada sektor pertanian.
Hasil produksi bawang merah inovasi digital farming pada kelompok Jaya Tani mencapai 14-16 Ton/Ha, sangat berbeda jauh jika ditanam secara konvensional yang hanya mampu menghasilkan 7-9 Ton/Ha.
Pada momen tersebut dilakukan mediasi antara petani cabai dan bawang merah Dusun Taeno dan Telaga Kodok dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku.
Hasil dari mediasi tersebut adalah terjadi kesepakatan penyerapan produk bawang merah hasil panen sebanyak 1 ton dan pembelian produk cabai secara rutin untuk mengisi Pasar Pengendalian Inflasi (Pasadli) melalui aktifitas Gerakan Pangan Murah (GPM).