Winardi mencontohkan, bentrokan antar warga desa/negeri Iha dan Luhu Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang berujung tewasnya 7 orang, karena jarak antara kedua negeri tersebut atau lokasi terjadinya bentrokan dengan Markas 731 Kabaressi maupun 733 Masariku sangat jauh, akibatnya waktu tempuh pasukan menuju kedua desa tersebut selama 2 jam, sementara diantara waktu tersebut terjadi bentrokan dengan aksi saling menyerang antara satu dan lainnya yang seharusnya sudah dihentikan oleh aparat keamanan.
Disela waktu tempuh pasukan menuju lokasi terjadinya bentrokan itu sudah berjatuhan korban baik luka-luka hingga korban jiwa.
Langkah yang diambil petinggi TNI pusat dengan memerintahkan tambahan pasukan sebanyak 500 orang personil TNI ke Maluku dan Maluku Utara, merupakan bagian dari kebijakan untuk mengatasi kondisi keamanan yang sementara terjadi saat ini di wilayah warga yang saling bertikai.
Ditambahkan, TNI pada prinsipnya tidak membiarkan kondisi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dalam suasana instabilitas keamanan.
Kondisi ini menurut Winardi, akan disikapai cepat dengan menurunkan personil TNI guna meredam terjadinya bentrokan lanjutan dan melakukan tindakan persuasif, prefentif mengamankan warga yang saling bertikai.
Winardi menamabhkan , khususnya kedatangan 500 personil anggota TNI dari satuan Yon Armed 13 Kostrad, merupakan keterpanggilan TNI yang tetap hadir disetiap wilayah konflik.
Menurut Jenderal berbintang dua ini, pasukan yang turun karena banyaknya keluhan masyarakat terutama yang ada di daerah bentrokan dan sekitarnya merasa takut terjadi bentrokan susulan yang mengakibatkan konflik tersebut merambah ke wilayah lain.(TM02)