Tiakur,Tribun-Maluku.com: Lomba pacuan kuda yang digelar dalam rangka Festival Kalwedo terkesan asal asalan. Panitia pelaksana dari Dinas Pariwisata MBD, Terlihat abal Abal saat mempersiapkan lomba tersebut.
Dari pantauan media ini dilokasi lomba dibawah kaki Gunung Kerbau Rabu (13/11/2019) persiapan panitia sangat tidak maksimal. Dilokasi lomba panitia baru mempersiapkan perlengkapan lomba berupa tanda start dan finish. Dan itupun berlangsung selama berjam jam, dan parahnya hingga lomba berjalan tanda tersebut tidak terpasang.
Ketidak seriusan panitia kembali terlihat. Kali ini giliran technical meeting, dimana technical meeting baru dilakukan beberapa menit sebelum lomba dilakukan. Dan itupun diwarnai dengan aksi protes para peserta. Parahnya lagi pertemuan teknis ini berjalan berjam jam sehingga mengakibatkan keluhan masyarakat yang sudah memadati lokasi lomba sejak pukul 08.00 wit.
Lagi lagi ketidaksiapan panitia terjadi saat lomba akan digelar. Dimana panitia sendiri baru melakukan breffing untuk teknik penilaian lomba.
Kondisi ini diperparah dengan sikap pejabat kabupaten MBD yang kukuh memegang tradisi jam karet. Sekda MBD yang dijadwalkan membuka secara resmi kegiatan lomba pacuan kuda ini pada pukul 09.00 wit. Baru tiba dilokasi lomba bersama beberapa pimpinan OPD BLbaru tiba dilokasi lomba pada pukul 12.00 dan langsung membuka lomba secara resmi. sekda mengatakan keterlambatannya lantaran banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Sementara itu lomba pacuan kuda diikuti oleh 15 peserta. Lomba dibagi atas dua sesi. Sesi pertama yakni babak penyisihan yang dibagi dalam tiga race yang masing masing race diikuti oleh 5 peserta. Dari tiga race tersebut dipilih dua peserta terbaik, untuk berlomba pada babak final.
Dalam lomba pacuan kuda ini keluar sebagai juara I Markus Septoryewi, disusul Ongen Dolwoy sebagai juara II, dan juara ketiga disabet oleh Hendrik Tetetlora. Kemudian juara 4 Juvonry Dolwoy, harapan 5 Darius Yokteri, dan juara ke enam diraih Yosep Festo Sairpaly.