Ambon, Tribun Maluku: Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) menggelar kegiatan Pelayanan KB vasektomi/Metode Operasi Pria (MOP) serentak se-Indonesia selama dua hari, yaitu tanggal 21-22 April 2025, bertempat di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Kegiatan tersebut mendapa penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelayanan vasektomi serentak dan jumlah aseptor terbanyak, bertempat di Gedung Islamic Center, Majalengka, Selasa (22/04/2025).
Pada kesempatan itu, Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd menyampaikan sambutannya saat membuka acara, “Alhamdulillah para ayah ikut terlibat dalam metode kontrasepsi vasektomi dan ini tentu bagian dari semangat kebersamaan antara suami istri,” tutur Wihaji.
Ia juga menyampaikan inti dari pelayanan KB MOP (vasektomi) serentak adalah negara hadir melayani masyarakat. “Yang penting ini pelayanan gratis, yang penting ini negara hadir, pembiayaannya lumayan, per orang itu sekitar Rp3,8 juta, per orang gratis, dan ini negara, ini pemerintah. Karena itu untuk biaya macam-macam untuk dokternya, obatnya, untuk insentif para akseptornya, untuk pelayanannya dan sebagainya,” tambahnya.
Dirinya menyatakan bahwa negara hadir dalam rangka membantu rakyatnya untuk menjadi keluarga berencana dimana jumlah anaknya terkendali, pengaturan jarak terkendali, perencanaan ketika hamil terkendali.
Pelaksanaan kegiatan ini dilandasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 180 Tahun 2024 / Perpres Nomor 181 Tahun 2024, di mana Kemendukbangga/BKKBN membantu Presiden untuk mewujudkan visi “Bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045”, melalui perannya untuk menjalankan Asta Cita ke-4. Yaitu, “Memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas”.
Maluku Sumbang 10 Orang Peserta Vasektomi
Kepala Perwakilan BKKBN Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, M.Si turut meninjau langsung pelayanan vasektomi di RSUD Dr. H. Haulussy Kota Ambon bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Ambon, Ir. Welly Patty, M.Si, Tim Kerja Akses Kualitas Layanan KB dan Kesehatan Reproduksi Kemendukbangga/BKKBN Maluku serta PKB/PLKB Pendamping.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku mengatakan, program Keluarga Berencana yang dilakukan Kemendukbangga merupakan upaya pengendalian kependudukan agar penduduk Indonesia menjadi lebih berkualitas.
Melalui kegiatan ini diharapkan pemahaman masyarakat tentang metode KB Pria (Vasektomi) menjadi lebih meningkat sehingga dapat tercipta pemahaman bahwa yang ber KB bukan hanya “wanita” saja tetapi pria juga “bisa” berkontribusi sebagai wujud kasih sayang kepada istrinya.
Berdasarkan data SIGA (Sistem Informasi Data Keluarga), untuk peserta KB Vasektomi di Maluku hanya 3 peserta yang berasal dari Kabupaten Buru (1 orang) dan Kabupaten Maluku Barat Daya (2 Orang). Dan untuk Tahun 2025 ini berhasil mencapai 10 orang peserta yang terdiri dari (5 orang dari Kota Ambon, Maluku Tenggara 1 orang, Kepulauan Tanimbar 2 orang, Kota Tual 2 orang).
Diharapkan nantinya 10 orang peserta ini akan menjadi motivator bagi calon peserta KB Pria untuk mengajak Pasangan Usia Subur (PUS) khususnya pria dalam memberikan pemahaman, berbagi pengalaman dan manfaat yang dirasakan setelah melakukan vasektomi.
Vasektomi sendiri merupakan prosedur kontrasepsi (pengendalian kelahiran) permanen pada pria, yang dilakukan dengan cara memutus penyaluran sperma ke air mani. Alhasil, air mani tidak lagi mengandung sperma, sehingga tidak dapat menghasilkan pembuahan.
Namun demikian, seorang pria yang melakukan vasektomi masih dapat mengalami orgasme dan ejakulasi.
Yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah Pelayanan vasektomi ini juga harus memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu; Pasangan Usia Subur, usia minimal 35 tahun (sehat); Mendapatkan persetujuan istri (sukarela); Memiliki anak minimal dua (bahagia); Anak kedua atau terkecil sudah berusia minimal tiga tahun (bahagia).