Masohi, Tribun-Maluku.com : Pemerintah kabupaten Maluku Tengah (Malteng) siap untuk membangun kembali 3 sekolah di Negeri Lima yang rusak akibat jebolnya bendungan Wai Ela pada tahun 2012 lalu, asalkan persoalan kepemilikan lahan untuk pembangunan tersebut terselesaikan.
“Pemerintah Kabupaten Malteng siap untuk membangun sekolah-sekolah tersebut hanya saja dikarenakan persoalan lahan yang sampai saat ini belum terselesaikan, apalagi pada waktu itu Negeri Lima masih dijabat oleh penjabat raja sehingga mempersulit proses tersebut,” kata ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Malteng, Ibrahim Ruhunussa di Masohi, Rabu (5/8).
Dijelaskan, selama 3 tahun berturut-turut ada anggaran lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun APBD Malteng untuk pembangunan 3 sekolah yang ada di Negeri Lima Kecamatan Leihitu yang hancur akibat banjir bandang di negeri tersebut.
“3 tahun berturut-turut dianggarkan dalam APBD dimana untuk pembangunan 1 sekolah dengan anggaran Rp 900.000, sehingga untuk 3 sekolah Rp 2.700.000, sehingga apabila persoalan lahan tersebut dapat terselesaikan maka dipastikan pembangunan akan langsung dilakukan,” ungkapnya.
lebih lanjut dikatakannya, saat ini persoalan lahan sangat rumit, semua pihak menginginkan untuk pembangunan dapat dilakukan, tapi selama masih ada klaim kepemilikan lahan ditambah dengan beberapa waktu lalu negeri tersebut belum memiliki raja definitif maka sulit bagi penjabat untuk mengambil keputusan.
“Apalagi untuk pembangunan suatu gedung sekolah, persoalan tanah bukan dijual beli tapi ada yang lewat proses hibah sehingga akan mempermudah proses pembangunan,” katanya.
Dia menambahkan, tidak akan mungkin membiarkan para generasi muda yang merupakan penerus perjuangan untuk terus menuntut ilmu di bawah tenda-tenda pengungsian bahkan di alam terbuka.
Dia optimis persoalan lahan ini dapat terselesaikan sehingga pembangunan gedung sekolah tersebut dapat dilaksanakan di tahun 2016 mendatang, apalagi dengan adanya raja definitif di Negeri Lima.