Ambon, Tribun-Maluku.com : Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di 50 desa dan kelurahan di Ambon.
“Sosialisasi dilakukan setelah rapat koordinasi dengan tokoh agama, masyarakat di 50 desa negeri dan kelurahan guna pencegahan dan penanggulangan DBD,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemerintah Kota Ambon, Joy Reiner Adriaansz, Rabu (18/5).
Menurut dia, sosialisasi di seluruh desa, negeri dan kelurahan difasilitasi oleh setiap SKPD di daerah binaan.
“Setiap SKPD bersama Dinkes bertanggung jawab melakukan sosialisasi, selain itu juga akan disampaikan tokoh agama di masjid, gereja dan tempat ibadah umat beragama lainnya,” katanya.
Ia mengatakan, upaya tersebut dilakukan mengingat data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai Mei 2016 sebanyak 103 penderita.
Sampai dengan 18 Mei 2016 tercatat 103 kasus DBD di Ambon dengan tujuh orang di antaranya meninggal dunia.
“Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 sebanyak 25 kasus, sedangkan tahun 2016 hingga Mei telah mencapai 103 kasus tujuh diantaranya meninggal dunia,” ujarnya.
Ia mengatakan, penyebaran penyakit DBD di Ambon tersebar di lima kecamatan. Beberapa kawasan diantaranya merupakan endemis DBD yakni Kayu Putih, Passo, Batu Merah dan Wayame.
Tujuh warga yang meninggal akibat DBD tersebar di kawasan endemis DBD yakni kelurahan Pandan Kasturi , Kayu Putih Soya, Tantui, Batu Merah Kecamatan Sirimau, Passo dan Benteng Karang kecamtan Baguala, Wayame Kecamatan Teluk Ambon, dan kasus terakhir di kusu-kusu kecamatan Nusaniwe.
Mengantisipasi peningkatan kasus DBD, kata Joy, pihaknya melakukan fogging dan pembagian abate di kawasan yang merupakan endemis DBD.
“Fogging dilakukan secara terpadu, sebagai upaya kita mengantisipasi penyebaran DBD di Ambon. Fogging merupakan langkah terakhir pencegahan yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk melakukan membersihkan lingkungan,” katanya.
Ditambahkannya, penyebab kasus DBD tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama tidak menutup tempat penampungan air dan kurang efektifnya dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
“Masyarakat harus bisa berperan aktif dalam pencegahan DBD di daerahnya masing-masing. Diantaranya dengan menjaga kebersihan lingkungan, agar terhindar dari penyakit,” katanya.