Ambon, Tribun Maluku : Karena Maluku dan Papua juga memiliki lahan sawah, sehingga Anggota DPR RI F-PKS Dapil Maluku Saadiah Uluputty dalam Raker bersama antara komisi IV dengan Badan Pangan Nasional (BAPANAS), Bulog, PT Pupuk Indonesia, Id Food dan PT Rajawali Indonesia (RNI), meminta agar Maluku dan Papua juga mendapatkan jatah gabah kering.
“Kita di Maluku juga mempunyai lahan sawah, begitupun dengan di Papua yakni Merauke yang kita kunjungi dan telah dibuka 1 juta hektar lahan sawah, namun jatah itu tidak ada di Bulog, sehingga saya meminta agar jatah ini juga di masukan untuk Maluku dan Papua, dalam target jatah penyerapan setara dengan apa yang di sampaikan bapak Presiden seharga Rp. 6.500,”ungkap Uluputty kepada media ini di Ambon,
Menurut Uluputty, pertemuan komisi IV DPR RI dengan BAPANAS,, Bulog, PT Pupuk Indonesia, Id Food dan RNI, Kamis (6/02/2025) yakni membahas tentang pengaturan swasembada pangan, dengan konteks temanya fokus pada soal serapan hasil-hasil pertanian, hasil pangan dalam hal ini beras dan jagung
Kata Uluputty, kenapa dalam Raker itu membicarakan tentang beras dan jagung disebabkan karena kedua komoditi ini merupakan dua komoditi unggulan dari Presiden Prabowo Subianto dan juga berbicara tentang swasembada pangan.
“Karena berbicara tentang swasembada pangan, maka saya minta agar dari anggaran yang dialokasikan dari APBN sebesar Rp. 16 triliun itu itu fokusnya adalah menyerap pangan sebesar 3 juta ton atau setara 10% dari produktivitas padi nasional yang 30 juta ton sehingga kemudian jika 3 juta tahun ini untuk beras pangan cadangan pemerintah sudah tentu harus di breakdown ke seluruh provinsi di Indonesia,” tutur Uluputty
Lanjut Uluputty, di Indonesia ada standar sebagaimana yang disampaikan Presiden bahwa harganya harga gabah kering itu adalah Rp. 6.500 dan sampai bulan April diserap berapapun adanya.
“Dalam data yang disampaikan Bulog bahwa ini diturunkan, nah kan kalau misalnya Presiden menyampaikan bahwa beberapa pun, sementara produktivitas nasional ini kan 30 juta ton batasan di Bulog sendiri 10%, gitu artinya harus ada semacam slot juga untuk Provinsi – Provinsi yang ada di Indonesia,”ucap Uluputty.
Ketika ditanya tentang jatah gabah kering untuk Maluku dan juga para petani di Kabupaten SBB banyak yang telah beralih dari petani sawah ke hortikultura, putri kelahiran Negeri Lima pulau Ambon ini mengatakan dari huntuk Maluku sendiri, ada 384 ton gabah kering dan hasil temuan karena harga pupuk mahal, kemudian harga gabah yang tidak diserap, karena harganya murah.
“Sehingga dalam Raker kemarin saya tekankan bahwa Pemerintah harus memperhatikan hal ini, jatah pupuk subsidi, bantuan benih unggul dan juga serapan padi bisa di distribusikan seimbang atau adil ke berapa daerah termasuk Maluku dan Papua,”ucap lulusan Fakultas Teknik UNPATTI ini.
Lanjutnya dari aspirasi yang disampaikan kepada Pemerintah Pusat dalam hal kementerian Pertanian, Maluku mendapatkan benih dan pupuk untuk 19 ribu Hektar sawah yang ada di Maluku
“Saya jadi bersyukur dengan bantuan yang sampaikan dan kemudian pa Menteri Pertanian menyampaikan Maluku akan apa yang saya minta sesuai dengan data yang di sampaikan, hampir seluruh luasan sawah di Maluku akan mendapatkan benih bibit unggul sesuai dengan aspirasi yang saya sampaikan,”ujar Uluputty.
Kemudian kata Uluputty, daerah-daerah ataupun kawasan luasan sawah yang tadinya ditanami hortikultura, bisa beralih kembali untuk menanam padi agar Maluku sebagai suatu daerah yang swasembada pangan untuk ketahanan pangan Maluku.
“Karena kebutuhan pangan di Maluku khususnya beras masih di datangkan dari daerah lain di Indonesia atau di impor dari luar, sehingga luasan lahan yang bisa ditanami, bisa dioptimalkan kembali, tentu produktivitas pangan dalam hal ini beras bisa di maksimalkan, selain itu juga kita dorong untuk padi Gogo di Kabupaten Kepulauan Tanimbar bisa dijadikan sebagai pangan lokal, dan harus mendapatkan perhatian pemerintah pusat,”ungkap Uluputty.
Uluputty mengharapkan agar Pemerintah Provinsi menyiapkan data-data tentang pertanian di Maluku karena Pemerintah Pusat mengalokasikan kebutuhan kepada daerah berdasarkan permintaan sesuai dengan data yang disiapkan oleh daerah
“Yang pasti Pemerintah Pusat mengalokasikan kebutuhan berdasarkan permintaan yang sesuai dengan data yang kita miliki dalam hal ini ya jadi semakin bisa kita mempersiapkan data dari dinas-dinas baik kabupaten ataupun provinsi dengan data yang lengkap dan juga komunikasi yang intens gitu ya artinya kita bisa berkolaborasi bersinergi dalam komunikasi ini tentu bisa apa menjadi satu perjuangan yang berarti bagi Maluku,” ujarnya dengan penuh harap.
Selain itu ucapnya diharapkan Maluku punya diversifikasi pangan lain yang tak kalah penting juga dan mendapat perhatian yaitu sagu dan ubi-umbian gitu
“ini kami juga mengusulkan kepada pemerintah pusat agar pangan yang dimaksud itu bukan saja pangan beras gitu tetapi juga pangan dalam hal ini pangan lokal sagu ya ubi ya kasbi kemudian juga keladi nah ini juga jadi salah satu program pangan yang akan saya usulkan kepada Pemerintah Pusat,”demikian Uluputty.