Ambon,Tribun-Maluku.Com: Penanganan pengungsi pasca gempa bumi 6,8 yang kemudian di-update menjadi 6,5 Schala Ricter (SR) yang melanda kota Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9/2019) hingga kini tidak maksimal. Pasalnya beberapa lokasi pusat pengungsian hingga kini tidak pernah sedikitpun mendapat bantuan.
Dari pantauan media ini, dilokasi pengungsian Benteng Karang tercatat ribuan jiwa mengungsi. Para pengungsi bahkan harus membangun sendiri tenda tenda pengungsian mereka. Ada juga pengungsi yang menempati beberapa ruang kelas pada beberapa sekolah di Benteng Karang. Yang paling ironis, ada beberapa kepala keluarga yang rela tinggal di kuburan lantaran tidak memiliki tempat untuk tinggal.
Para pengungsi di Benteng Karang ini mengakui, sejauh ini mereka belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Sedangkan untuk makan sehari hari para pengungsi mendapatkan jatah makan dari pihak gereja. Dari pantauan media ini, beberapa balita yang ada dilokasi pengungsian di Benteng Karang, hanya tidur beralaskan tikar diatas jubin salah satu ruang kelas.
Kondisi serupa juga terlihat pada beberapa warga yang mengungsi di ruas jalan Upu Baguala, Terminal Transit Passo. Mereka membuat tenda diatas pembatas jalan yang membelah jalan tersebut. Sama juga dengan pengungsi di Benteng Karang, mereka ini juga belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Yang lebih parah adalah pengungsi yang mendiami lokasi pengungsian di Lembah Argo Desa Passo. Orang tua dan anak anak mendominasi dua lokasi pengungsian yang ada di lembah Agro.
Para pengungsi yang ditemui langsung media ini dilokasi pengungsian mengakui, mereka tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Tenda tenda yang dibangun mereka adalah upaya dan jerih juang mereka.
Diakui mereka memang dua hari lalu ada petugas Dinas Sosial yang mendatangi lokasi pengungsian. Saat itu petugas yang mengaku dari dinas Sosial ini meminta warga untuk mencatat kebutuhan para pengungsi dan dapat diambil pada gudang milik Dinas Sosial yang berada di Lateri. Namun ketika beberapa perwakilan pengungsi mendatangi gudang dinas Sosial di Lateri guna mengambil kebutuhan mereka, seperti yang telah diinventarisir, ternyata tidak ada.
Yang lebih parah lagi “aksi sosial” anggota DPRD Kota Ambon. Dari pantuan media ini, iring iringan rombongan politisi DPRD kota Ambon mendatangi lokasi Lembah Argo sekitar pukul 11.00 wit lengkap dengan mobil yang membawa bantuan. Namun anehnya rombongan yang selalu menepuk dada dan mengaku sebagai wakil rakyat ini, tidak satupun turun dari mobil dan pergi secara langsung melihat kondisi para pengungsi di Lembah Argo. Rombongan tersebut langsung memutar mobil mereka dan pergi meninggalkan lembah Agro. Bahkan bantuan yang dibawa rombongan politisi ini juga tidak pernah sampai ke tangan para pengungsi.