Ambon, Tribun Maluku: Rumah Pangan Kita (RPK) adalah program yang dibentuk oleh Perum Bulog. Tujuannya adalah bagaimana bisa meningkatkan penjualan berbasis bisnis/komersil.
Di Bulog, selain penugasan pemerintah Public Service Obligation (PSO) juga komersil dimana perusahaan harus mendapatkan laba, sehingga dibentuklah jejaring Bulog yang namanya RPK.
Namun untuk program stabilisasi pasokan dan harga, Bulog melakukan penyaluran untuk kegiatan stabilisasi dengan menggan deng mitra-mitra yang ada diluar RPK, seperti Toko Pengecer, Agen dan Distributor.
Di Maluku kita tidak pakai pola distributor namun lebih kepada pengecer, jadi ada yang namanya Toko Pangan Kita dan ada mitra-mitra pengecer,” kata Manager SCPP (Suplay Chain dan Pelayanan Publik) Kanwil Bulog Maluku-Maluku Utara, Jefry Tanasy, SH di Ambon, Kamis (21/11/2024).
Menurut Jefry, total mitra Bulog di Provinsi Maluku-Maluku Utara sebanyak 1.241 mitra yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota yang berada di wilayah kerja Maluku-Malut.
Jumlah tersebut dapat dirinci: untuk wilayah kerja Kanwil Bulog yang ada di Kota Ambon sebanyak 835 mitra mencakup Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Buru dan Kabupaten Buru Selatan.
“Jadi Kota Ambon mempunyai jumlah mitra 526, Malteng 194, SBB 47, SBT 16, Buru 51 dan Buru Selatan 1 mitra,” rincinya.
Soal Kabupaten Buru Selatan yang baru hanya 1 mitra kata Jefry, pihanya sudah melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) setempat bahkan seluruh Dinas Ketapang Kabupaten/Kota dan Provinsi Maluku, sehingga menjadi pekerjaan rumah (PR) dan Bursel harus memperbanyak mitra.
“Kami mendorong Dinas Ketapang Bursel untuk merekomendasikan ke Bulog mana mitra yang layak untuk bisa didaftarkan dengan tujuan, supaya penyebaran beras terkhusus beras subsidi pemerintah untuk SPHP (Stabilisasi dan Pasokan) bisa ada efek juga sampai ke masyarakat. Dengan penambahan jumlah mitra maka bisa menurunkan lonjakan harga beras di daerah itu agar bisa terkendali/terkontrol,” ulasnya.
Untuk KC Langgur terdapat 213 mita, yang membawahi Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Barat Daya, Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Kepulauan Aru.
Dengan rincian: Kota Tual 126 mitra, Maluku Tenggara 76, Maluku Barat Daya 1, Kepulauan Tanimbar 10 dan Kepulauan Aru tidak ada mitra.
Yang menjadi PR bagi Bulog kata Jefry adalah Kabupaten Maluku Barat Daya, Kepulauan Tanimbar dan Kepulauan Aru yang kondisinya sama dengan Kabupaten Buru Selatan sehingga pihak Bulog sudah berkoordinasi dengan Dinas Ketapang masing-masing untuk dapat menambah jaringan mitra, agar subsidi beras pemerintah bisa sampai ke masyarakat.
Untuk KC Ternate terdapat 193 mitra. Jika dilihat titik penyebaran mitra diakuinya, sebagian besar titik mitra berada di lokasi yang berdekatan dengan lokasi gudang Bulog.
Dengan hadirnya program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) secara tidak langsung memberikan dampak/efek terhadap menahan lajunya kenaikan harga beras terkhsusu beras medium.
Ketertarikan masyarakat dan perubahan pola konsumsi masyarakat sebelumnya menganggap beras bulog tidak layak untuk dikonsumsi/tidak enak.
Namun, beberapa tahun terakhir ini kondisi itu sudah berubah, dimana pola konsumsi masyarakat Maluku sudah lebih cenderung ke beras bulog.
Kanwil Bulog Maluku-Malut diberikan target oleh kantor Pusat dalam satu tahun untuk program penyaluran beras SPHP sebesar 30 ribu ton.
Namin di bulan Oktober 2024, dilihat perkembangan penyaluran beras SPHP cukup tinggi maka Bulog Maluku mendapat tambahan target dari 30 ribu ton menjadi 49 ribu ton dan kini sudah terealisasi 93 persen dengan total 45.754 ton per 20 November 2024.
Jefry optimis dengan naiknya tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras bulog baik di Maluku maupun Maluku Utara, maka realisasinya bisa tembus diatas 100 persen pada akhir Desember 2024.