Ambon, Tribun Maluku : Suasana Jumat (4/7/2025) Malam di wilayah Kudamati Farmasi, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, terasa berbeda.
Ratusan majelis Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Rehobot dan Jemaat GPM Sumber Kasih menyusuri jalanan, bergandengan tangan dan memanjatkan doa pergumulan demi terwujudnya perdamaian setelah konflik antar kelompok pemuda.
Sekitar pukul 21.30 WIT, dua kelompok jemaat ini memulai doa pergumulan di gereja masing-masing, sebelum bersama-sama berjalan kaki menuju tujuh titik rawan konflik di wilayah Farmasi Kudamati. Sepanjang jalan, mereka mengucapkan doa dan pengharapan agar pertikaian segera berakhir.
“Kami hadir bukan hanya untuk berdoa, tapi juga untuk mengingatkan semua pihak bahwa perdamaian harus diupayakan secara nyata,” ungkap Ketua Majelis Jemaat GPM Rehobot, Pdt. B. Tuhumena, M.Th, di sela kegiatan.
Kegiatan ini diinisiasi berkat koordinasi erat antara Polsek Nusaniwe, Majelis Jemaat GPM Rehobot, dan Majelis Jemaat GPM Sumber Kasih.
Sebanyak 200 majelis Jemaat Rehobot, 100 majelis Jemaat Sumber Kasih, serta sekitar 40 anggota Angkatan Muda GPM (AM GPM) ikut terlibat langsung.
Doa bersama digelar di beberapa lokasi strategis yang kerap menjadi titik panas konflik, seperti Lorong II Tugu dolan, depan Lorong Toko Empy, depan SD, pertigaan pangkalan ojek Farmasi, depan Gedung Gereja Grace Family Home, Kompleks Farmasi Atas, dan depan Lorong Kantor Lurah Kudamati.
“Kami ingin menunjukkan bahwa gereja hadir di tengah persoalan, bukan hanya menunggu di mimbar. Gereja adalah agen perdamaian,” tutur Ketua Majelis Jemaat GPM Sumber Kasih, Pdt. G. M. Masrikat, S.Th.
Usai doa, para jemaat saling berjabat tangan dengan masyarakat yang hadir sebagai simbol rekonsiliasi dan komitmen untuk menjaga kedamaian bersama.
Sementara itu Kapolsek Nusaniwe AKP Johan Anakotta yang memimpin pengamanan menegaskan pentingnya sinergi antara gereja, masyarakat, dan aparat.
“Kami mengapresiasi langkah jemaat yang turun langsung ke titik rawan konflik. Ini bentuk nyata kepedulian dan usaha merawat kedamaian,” ujar AKP Johan Anakotta.
Anakotta menjelaskan kalau Doa pergumulan ini menjadi pesan kuat: perdamaian bukan hanya kata, tetapi juga tindakan nyata yang dimulai dari hati setiap orang
Hingga kegiatan berakhir sekitar pukul 22.00 WIT, situasi tetap aman dan kondusif.
Pengamanan melibatkan gabungan personel Polri dan TNI: tiga anggota Intelkam Polresta Ambon, 20 anggota Polsek Nusaniwe, serta 10 anggota Koramil Nusaniwe.