Ambon, Tribun-Maluku.com : PT. Pos Indonesia Cabang Ambon mulai mengembangkan program kemitraan agen pos yakni kerja sama pengelolaan layanan pos dengan pihak ketiga.
“Agen pos bukanlah program kemitraan biasa, tetapi masyarakat yang ingin berbisnis tidak perlu membayar royalti atau uang jaminan kepada PT Pos. Proses pendaftarannya mudah hanya membutuhkan dokumen seperti KTP, KK dan NPWP,” kata Wakil Kepala Pos AMbon, Alex Nitalessy, di Ambon, Jumat (25/9).
Agen pos merupakan program kemitraan yang ditawarkan kepada masyarakat sebagai kepanjangan tangan PT Pos Indonesia dalam mengoptimalkan pelayanannya kepada masyarakat.
Program kemitraan telah dimulai PT. Pos Indonesia sejak 2011, tetapi untuk Ambon baru mulai dikembangkan pada 2014 untuk melayani jasa keuangan, sedangkan jasa kurir belum ada.
“Di Ambon tercatat sudah 30 agen pos keuangan, sedangkan untuk agen pos kurir pengiriman surat dan paket belum ada,” ujarnya.
Alex mengatakan, bisnis agen pos mudah dan menguntungkan karena telah diakui keberadaannya secara luas oleh PT. Pos Indonesia, memiliki puluhan ribu titik layanan yang tersebar di seluruh pelosok tanah Air.
Agen pos dapat dikelola anggota masyarakat secara mudah dan menguntungkan tanpa harus memiliki modal besar, ditunjang jangkauan distribusi yang luas baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Program tersebut, lanjutnya, diperuntukan untuk perorangan dan badan usaha yang lokasinya tidak jauh dari kantor pos, serta bersedia menyiapkan perangkat komputer dan koneksi internet.
Selain itu menyiapkan SDM atau petugas yang akan mengelola, serta mengajukan izin agen pos ke kantor pos terdekat.
“Imbal hasil yang ditawarkan menarik, yakni untuk jasa kurir komisi yang didapatkan 20 persen dari setiap transaksi pengiriman. Kemudian pengiriman ekspres sekitar 18 persen, penjualan prangko sebesar 15 persen dan transaksi jasa keuangan komisi yang diberikan antara Rp 500-2200 per transaksi,” ujar Alex.
Dijelaskannya, total modal awal dibutuhkan untuk biaya sewa tempat, ditambah pembelian perangkat pendukung seperti komputer, printer, alat timbang maupun jaringan internet.
“Selebihnya dialokasikan untuk deposit awal. Jika memiliki perangkat dan tempat, berarti yang dibutuhkan hanya deposit yang disetor ke PT Pos. Jika ada transaksi maka akan dipotong dari deposit tersebut, tetapi jika habis bisa dilakukan pengisian ulang ,” kata Alex Nitalessy.