AMBON Tribun-Maluku.com- Progress imunisasi Campak dan Rubella di Kota Ambon sampai tanggal 15 Oktober 2018 mencapai 60 persen, dengan total jumlah anak yang sudah diimunisasi 69 ribu anak.
Jumlah tersebut masih jauh dari target atau sasaran yaitu sebanyak 114 ribu anak di Kota Ambon,”kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Ambon, Dr Sioly Soempiet, di Ambon, Kamis (18/10/2018).
Menurutnya, dari sasaran 114 ribu anak yang harus diimunisasi di Kota Ambon masih kurang 19 ribu yang belum dapat diimunisasi. Dengan demikian, target yang harus dicapai 95 persen anak di usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun belum dicapai.
Ada beberapa wilayah di daerah Muslim yang belum bisa dilakukan imunisasi Campak dan Rubella tersebut. Di wilayah STIN Air Besar, Waihoka, Rijali, dan Nania, yang menolak imunisasi Campak maupun Rubella karena alasan yang tidak jelas.
Dikatakan, penolakan tersebut karena pemahaman orang tua yang masih takut dengan hoaks yang beredar di Media Sosial (Medsos), sehingga program pemerintah di Kota Ambon masih belum terlaksana dengan baik.
Untuk itu, dalam Gebyar yang diselenggarakan oleh LAPAN yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan menghadirkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, untuk mensosialisasikan betapa pentingnya imunisasi Campak dan Rubella bagi anak-anak di Maluku.
Selain itu juga, pihak MUI akan menyerukan kepada masyarakat terkait fatwa MUI Pusat kalau vaksin yang diberikan tersebut, tidaklah haram sesuai dengan hoaks-hoaks yang beredar di masyarakat lewat medsos bahwa vaksin tersebut haram.
Dengan suksesnya Gebyar imunisasi Campak dan Rubella di STAIN Air Besar maka daerah lain yang menolak imunisasi tersebut, bisa menerima pelaksanaan Imunisasi Campak dan Rubella sehingga anak-anak di Kota Ambon bisa terbebas dari virus ini.(TM05)