Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Maluku, Kifly Wakanno, dikonfirmasi, Senin (3/2), mengatakan diberi laporan BPBD Maluku Tenggara soal bencana alam yang dipengaruhi dampak tiga daerah tekanan rendah (tropical low) di Utara Australia.
“Kami dilaporkan puluhan unit rumah warga hancur karena terpaan angin kencang lebih dari 35 KM/jam,” ujarnya.
Angin kencang mempengaruhi tinggi gelombang laut mencapai empat meter sehingga menggenangi permukiman penduduk 60 CM dari garis pantai di desa Ohoi Mataholat, Ohoi Daftel, Ohoi Leroholim, Ohoi Karkari dan Ohoi Ngat, kecamatan Kei Besar.
Akibatnya warga mengungsi sekitar 1.000 orang ke kawasan tinggi guna mengantisipasi korban jiwa.
“Sulit menyalurkan bantuan ke sana karena kondisi laut tidak bersahabat sehingga sedang dikoordinasikan untuk penanganan secepatnya,” kata Kifly.
Dia mengakui, BPBD Kota Tual juga melaporkan ada jembatan yang putus karena banjir rob akibat hujan mengguyur daerah setempat.
“Belum ada laporan korban jiwa akibat dampak cuaca ekstrem akibat musim pancaroba melanda Tanah Air saat ini,” kata Kifly.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, mengatakan, dampak tropical low kian kuat sebagaimana diperingatkan sejak akhir Januari 2014.
Dampaknya, terjadi angin kencang lebih dari 30 Km/jam berpeluang di pulau Ambon – Seram bagian Timur – Banda – Kepulauan Geser – Kota Tual – Kabupaten Maluku Tenggara – Kepulauan Aru, Maluku Tenggara Barat (MTB) – Maluku Barat Daya (MBD).
Angin kencang juga mempengaruhi tinggi gelombang diprakirakan melebihi dua meter di perairan pulau Ambon, laut Seram, selat Manipa, perairan Geser, laut Buru, laut Banda, perairan Kei, laut Aru, laut Arafura, perairan Tanimbar – MTB – MBD.
Sedangkan, kondisi cuaca umumnya berawan dan hujan. Hujan dengan dengan intensitas ringan hingga sedang skala lokal di pulau Ambon – Seram bagian Timur, Buru – Kepulauan Tanimbar.
“Peringatan dini ini telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku untuk disosialisasikan ke sembilan Kabupaten dan dua Kota di provinsi setempat,” ujar George.
Karena itu, para penyedia maupun pengguna jasa transportasi, baik laut maupun udara perlu mematuhi peringatan dini tersebut.
“Jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi cuaca ekstrem guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut,” ujarnya.
Musim pancaroba di Maluku juga mengakibatkan terjadinya banjir di Negeri Administratif Bula Air dan Negeri Administratif Fatolo, Kabupaten Seram Bagian Timur(SBT) pada Selasa(14/1).
Begitu pun pesawat Pilatus milik PT. Intan Angkasa di kawasan Un, Kota Tual, Minggu(19/1) sehingga menewaskan empat orang.
Landing Craft Tank (LCT) Jaya Mandiri II tenggelam di laut Kilmuri, Kabupaten Seram Bagian Timur(SBT) pada Jumat(24/1) siang, sekitar pukul 14.00 WIT, akibat diterpa gelombang tinggi dan angin kencang dengan tidak ada korban jiwa dari 10 anak buah kapal(ABK).
Selain itu, perahu tradisional tenggelam dalam pelayaran desa Tunggu – Dobo, ibu kota Kepulauan Aru, pada Minggu(26/1) petang, mengakibatkan Mantan Kepala Kesbanglinmas Kabupaten setempat, Gerson Gainau(62), hilang dan ditemukan dalam kondisi meninggal di perairan desa Gorar, pulau Wamar, Kamis(30/1). (ant/tm)