Ambon, Tribun-Maluku.com : Rancangan perubahan APBD Maluku tahun 2013 ditargetkan akan mengalami defisit sebesar Rp123,33 miliar.
“Ini akibat anggaran belanja dalam perubahan RAPBD mencapai Rp1,74 triliun, sedangkan gambaran perubahan pendapatan daerah awalnya hanya sebesar Rp1,62 triliun dengan nilai defisit yang ditargetkan sebesar Rp12,70 miliar,” kata Penjabat Gubernur Maluku, Saut Situmorang di Ambon, Minggu (3/11).
Besarnya nilai anggaran belanja daerah ini dipicu oleh peningkatan anggaran belanja tidak langsung seperti belanja hibah sebesar Rp59,31 miliar dan bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten dan kota, termasuk pemerintahan desa sebesar Rp3,91 miliar, belanja pegawai Rp3,83 miliar, dan belanja bunga Rp179,71 juta.
Saut mengatakan, untuk belanja langsung dalam rancangan perubahan APBD Maluku tahun 2013 juga mengalami kenaikan dari Rp504,44 miliar menjadi sebesar Rp717,87 miliar (18,77 persen).
Peningkatan belanja langsung ini diarahkan pada program dan kegiatan yang mendesak dan urgen seperti penanganan pasca bencana alam serta penyelesaian masalah pengungsi yang belum terselesaikan dan adanya peningkatan sarana-prasarana pelayanan publik.
“Dari gambaran perubahan pendapatan daerah tahun 2013 yang sebesar Rp1,62 triliun, jika dibanding dengan perubahan belanja daerah sebesar Rp1,74 triliun, maka terjadi peningkatan defisit anggaran dari Rp12,70 miliar menjadi Rp123,33 atau meningkat 871,33 persen dalam rancangan perubahan APBD 2013,” katanya.
Selanjutnya untuk pembiayaan daerah yang merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit anggaran ini antara lain, pada sisi pembiayaan yang merupakan penerimaan daerah bersumber dari sisa lebih penghitungan anggaran (Silpa) 2012 yang semula diperkirakan sebesar Rp37,03 miliar.
Namun berdasarkan hasil penghitungan APBD tahun 2012 meningkat jadi Rp153,84 miliar atau naik 315,39 persen.
Kemudian pembiayaan yang merupakan pengeluaran daerah semula ditetapkan sebesar Rp24,34 miliar, tapi dalam perubahan ini dirancang bertambah sebesar Rp6,17 miliar (25,35 persen).
Pertambahan pengeluaran pembiayaan daerah ini disebabkan adanya pembentukan dana cadangan dan penambahan pembayaran pokok utang yang jatuh tempo.
“Dari gambaran perubahan pembiayaan tersebut, maka terdapat pembiayaan netto sebesar Rp123,33 miliar, sehingga defisit dalam rancangan perubahan APBD 2013 sebagai akibat dari pelampauan kebutuhan belanja terhadap kemampuan pendapatan daerah dapat ditutupi oleh surplus pembiayaan tersebut,” kata Saut.(ant/tm)