Ambon, Tribun-Maluku : DPRD Maluku Dalam waktu dekat ini akan memanggil Kapolda menyikapi pengaduan calon siswa (casis) ke Komisi A DPRD terkait proses rekrutmen Polisi apalagi hampir tiap tahun penerimaan anggota kepolisian di Polda Maluku lebih didominasi oleh orang luar daerah Maluku.
“Untuk hal ini tetap ada permainan baik itu panitia penerimaan maupun para perwira yang ada di Polda Maluku. Dalam waktu dekat ini DPRD akan memanggil Kapolda Maluku terkait hal tersebut, karena hampir tiap tahun penerimaan anggota kepolisian di Polda Maluku lebih didominasi oleh orang luar Maluku,” kata Anggota Komisi A DPRD Maluku, Herman Hatu di Ambon, Kamis (4/6).
Dia menegaskan pihak Polda Maluku harus hati-hati terhadap proses rekruitmen anggota polisi baru yang tiap tahun dilakukan oleh kepolisian.
Menurut Hattu ,hati-hati yang dimaksudkan bukan menyangkut lolos dan tidaknya casis tapi penerapan aturan yang sesungguhnya dan Polda Maluku harus objektif.
Menurutnya dari pengaduan yang disampaikan oleh para casis ini maka DPRD dalam agenda pengawasan tetap akan melakukan pengawasan terhadap polda dan bukan pada agenda pengawasan saja tapi juga pada tiap penerimaan anggota polisi baik itu untuk calon bintara maupun tamtama
Lebih lanjut dikatakan, dari informasi para casis ada satu tahapan yang beku, dimana sampai di seleksi tahapan psikotest casis dinyatakan lolos maka seharusnya mereka itu juga diperkenankan untuk ikut pemeriksaan kesehatan (rikes) kedua , Itu mekanisme yang seharusnya baru menyampaikan hasil lolos atau tidaknya para casis tersebut.
“Tindakan pihak kepolisian tersebut patut ditelusuri karena mereka yang sebagian besar dinyatakan tidak lolos adalah anak asli daerah,” tegasnya.
Untuk diketahui, calon siswa (Casis) komisi A DPRD Maluku mengadukan 334 yang ikut psiko test dan 240 casis yang dinyatakan lolos untuk ikut pemeriksaan kesehatan (rikes) tahap kedua dan ketika dinyatakan lulus maka ke 240 casis dimintakan untuk kembali pada Rabu (3/6) untuk pembagian kelompok yang nantinya ikut pemeriksaan kesehatan tahap kedua.
Tapi ketika para casis mendatangi Polda untuk mendengar mereka berada pada kelompok mana, kembali nama-nama dibacakan ulang dan hanya 70 casis yang dinyatakan lulus untuk masuk pemeriksaan kesehatan tahap kedua.