Ir. Mus Tuanaya, MT (topi putih) bersama Tim OPT dan Petani |
HATUMETE Tribun-Maluku.Com- Kepala Desa Hatumete Kacamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah Beni Lilihata mengatakan, diperkirakan hampir 80 persen tanamaan Cengkeh milik masyarakat desa Hatumete terserang hama penggerek batang (Nothopeus Fasciatipennis).
Kondisi tersebut jika tidak teratasi dengan baik maka masyarakat akan miskin karena pendapatan ekonomi mereka menurun.
Menyikapi hal dimaksud maka tim penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) harus turun ke lokasi, untuk memberikan penyuluhan sekaligus menyerahkan bantuan alat dan obat untuk pencegahan OPT.
Tim tersebut terdiri dari Ir. Mus Tuanaya, MT dan Mey Hehanusa, SP Bidang Perkebunana Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Abbidin Marasabessy, S.Hut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Maluku Tengah, Asri S. Mahulette, SP. MP Dosen Fakultas Pertanian Unpatti Program Studi Agroekoteknologi dan Latif petugas pendamping dari BBP2TP Ambon.
Kehadiran tim OPT direspons positif oleh masyarakat desa Hatumete dan masyarakat minta bantuan bibit anakan cengkeh untuk mengganti tanaman yang terserang atau yang sudah mati.
Kepala Bidang Perkebunan Distan Maluku Ir. Mus Tuanaya, MT kepada masyarakat petani dilapangan mengatakan, tim memiliki rasa kepedulian dan kebersamaan kepada petani.
Semua masukan dari masyarakat petani akan dikaji oleh akademisi dan akan menjadi input bagi Distan Maluku serta menjadi out put bagi masyarakat petani.
Dikatakan, petani harus melakukan pemberishan (sanitasi) pada tanaman Cengkeh dari tanaman (rumput) pengganggu, agar kelembaban bisa diatur.
Petani Sedang Menyaksikan Cara Membor Pohon |
Asri S. Mahulette, SP. MP kepada petani mengatakan, Cengkeh yang sudah terserang hama penggerek batang bisa diatasi dengan cara pestisida nabati, karena tidak berdampak negatif bagi kesehatan petani atau ramah lingkungan, seperti buah mojo (kalabasa), akar bore dan mahkota dewa atau bisa dengan cara kimia.
Cara kimia yaitu dengan menggunkan Vuradan 3 Granular (3G) dengan dosisi 100 gram/2 liter air dilarutkan kemudia dilakukan infus pada akar atau disemprot pada lubang gerekan atau disuntik dengan menggunakan alat bor batang.
Abbidim Marasabessy, S.Hut mengingatkan petani agar bantuan obat yang diberikan jangan disimpan namun harus digunakan oleh petani.
Setiap 3 bulan harus ada laporan dari kelompok tani tentang perkembangan tindakan dalam mengatasi serangan OPT.
Kepala desa Hatumete Beni Lilihata mengatakan, ada 2 kelompok tani di desanya yaitu Betheden dan Ivahila dan soal produksi cengkeh selama ini sangat menjanjikan.
Diakuinya, cengkeh yang terserang hama penggerak batang karena kurang dilakukan pembersihan (sanitasi) pada saat kondisi konflik sosial yang terjadi beberapa tahun lalu.(TM02)