Saparua, Tribun Maluku: Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah bukan sekedar Kecamatan yang dikenal di Maluku dan Indonesia, namun sebagai surga Histori Budaya dan Wisata yang dikenal di semua belahan dunia.
Di Saparua inilah, Pahlawan Nasional Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) dengan semua peninggalan sejarahnya di Negeri Haria, Benteng Duurstede di Kota Saparua, wisata Air Putri Lessi dan Gua Air Putri yang memiliki tujuh kolam dengan air jernih di Desa Kulur.
Ada pula Taman Wisata Batu Pintu Haria dibangun sejak tahun 1999 oleh Julianus Leuwol, dan masih banyak lagi yang lain.
Namun ternyata, situs sejarah besar bangsa Indonesia dan indahnya wisata alam yang ada di Kecamatan Saparua tidak didukung dengan infrastruktur khususnya jalan yang memadai dan layak.
Pasalnya hampir 20 tahun sudah sejak era kepemimpinan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, ruas jalan provinsi dari Negeri Haria menuju Saparua kurang lebih sepanjang 5.35 km rusak parah.
Kondisi jalan dari Negeri Haria menuju Saparua kini menjadi viral di media sosial ketika masyarakat nampak mulai menanam anakan pohon kelapa dan pohon pisang sebagai bentuk kekecewaan, karena tidak mendapat perhatian serius dari Pemeritah Provinsi Maluku maupun Kabupaten Maluku Tengah.
Padahal kita ketahui, dengan infrastruktur jalan yang baik, tentunya membuat para turis lokal maupun internasional akan lebih nyaman untuk kunjungi berbagai situs sejarah dan wisata yang ada disana. Namun kini malah sebaliknya, jangankan turis, masyarakat Saparua yang sering gunakan akses ruas jalan tersebut saja harus menjadi korban karena tidak ada perhatian dari pemerintah untuk memperbaiki ruas jalan tersebut.
Salah satu warga Negeri Haria, Roy Souhoka kepada media ini mengatakan, dirinya saat melintas di ruas jalan menuju Saparua merasa kasihan dan sedih.
Betapa tidak, kondisi jalan dari Haria menuju Saparua sudah sangat tidak layak.
Roy Souhoka mempertanyakan, dimana hati Pemerintah dan para wakil rakyat yang tega melihat kondisi ruas jalan tersebut tanpa ada upaya untuk memperbaikinya.
“Saparua ini dikenal di mata dunia, disini ada situs sejarah besar yang bukan saja menjadi kebanggaan semata tapi juga harus didukung dengan kondisi jalan yang baik, agar orang mau datang ke Saparua melintas dengan nyaman. Dimana Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah serta wakil rakyat kita ? apakah saparua tidak masuk dalam hitungan mereka sama sekali sehingga jalan saja dibiarkan puluhan tahun tidak ada perbaikan,” kesal Souhoka.
Lanjut Souhoka, dengan kondisi jalan yang rusak parah seperti ini tentu akan berdampak pada tingginya kecelakaan lalu lintas.
Apalagi penerangan jalan yang minim di sepanjang ruas jalan tersebut tentu saja sangat rentan dengan kecelakaan.
Untuk itu Souhoka berharap, sudah saatnya ruas jalan Haria – Saparua segera dilakukan perbaikan.
Selain ruas jalan tersebut, ruas jalan kabupaten di Kecamatan Saparua juga banyak yang harus dilakukan penanganan serius.
Salah satunya adalah ruas jalan Haria -Haria Pantai (jalur 6) yang panjangnya kurang lebih 7 km, termasuk mungkin saja ruas jalan provinsi maupun kabupaten di negeri-negeri lainnya di Kecamatan Saparua juga mengalami kerusakan yang sama.
Diakhir komentarnya, Souhoka berharap Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi Maluku, Pemerintah Kabupaten dan DPRD setempat dapat mendengar keluhan masyarakat Saparua.
“Semua wilayah di Maluku termasuk di Kecamatan Saparua juga harus mendapat perhatian dan penanganan infrastruktur jalan yang sama, agar tidak ada yang namanya kecamatan emas dan perak di mata pemerintah,” tutup Roy.