Ambon, Tribun Maluku: Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa didaulat sebagai Keynote Speech, pada acara Pelantikan Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia Organisasi Wilayah (ICMI Orwil) Maluku., Periode Tahun 2025-2030 di Hotel Santika Ambon, Senin (27/1/2025).
Hadir juga pada kesempatan itu, Penjabat Gubernur Maluku, Ir. Sadali Ie, M.Si. IPU, Ketua MPP ICMI Prof. Dr. Arif Satria, SP. M.Si, Ketua & Pengurus ICMI Orwil Maluku Dr. Ruslan Tawary, SPi, MSi. serta tamu dan undangan lainya.
.Hendrik Lewerissa yang juga mantan Anggota DPR RI itu menyampaikan selamat dan sukses kepada Pengurus ICMI Maluku yang telah dilantik serta berharap, ICMI Maluku mampu menjadi organisasi para cendekiawan yang terus memberikan kontribusi yang maksimal bagi Pembangunan Maluku.
Menurutnya, tema besar yang diangkat pada pelantikan Pengurus ICMI Maluku adalah “Maluku Outlook 2025: Menata Jalan Menuju Maluku yang Maju, Adil, dan Sejahtera Menyongsong Indonesia Emas 2045.” Sebuah tema yang mencerminkan semangat kita semua untuk menjadikan Maluku sebagai bagian integral dari visi besar Indonesia Emas 2045.
Tema ini relevan dan sama dengan visi pembangunan yang dicanangkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Maluku Terpilih, yaitu: Transformasi Maluku Menuju Maluku yang Maju, Adil, Sejahtera Menyongsong Indonesia Emas 2045”.
Dalam konteks historis Maluku kata Lewerissa, sejak dahulu kala sudah dikenal dunia sebagai the spice island. “Posisi strategis Maluku menjadikan wilayah ini selain sebagai wilayah kontestasi yang diperebutkan oleh pelbagai bangsa di dunia, tetapi juga menjadi wilayah perjumpaan pelbagai bangsa di dunia- yang secara otomatis menjadikan Maluku sebagai wilayah yang sangat multicultural.
Para ilmuan mencatat Kedigjayaan Maluku dengan rempahnya, khususnya cengkeh dan pala sebagai tanaman endemik, membuat Belanda menyebut Maluku sebagai the tree golden from the east (tiga emas dari Timur), yaitu Ternate, Banda dan Ambon.
Arkeolog Giorgio Buccelati dan ahli Botani Purbakala Kathleen Galvin menemukan data-data arkeologi bahwa penggunaan Cengkeh dari Maluku telah digunakan sejak tahun 1700 SM oleh masyarakat Terqa di Mesopotamia dan Syiria pada abad 3 yang diperkenalkan oleh para sudagar Arab dan China.
“Selain itu semerbak bau harum Cengkeh, Pala dan Puly di China untuk para penggunanya dianggap sebagai symbol kebangsawanan, bahkan sejarah kedigjayaan Cengkeh, Pala dan Puly ini telah tercatat dalam Tambo Dinasti Tang di negeri China
Lewerissa mempertanyakan, apa yang terjadi dengan Maluku dewasa ini dimana kita mendapati daerah ini sedang mengalami distorsi dan defisit dalam pelbagai aspek kehidupan, antara lain, kita masih tercatat sebagai salah satu dari 4 provinsi termiskin di Indonesia dan termasuk salah satu provinsi yang punya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Maluku memiliki modal sosial historis yang besar dan mahal yang sejatinya menginspirasi untuk lebih maju. Maluku mempunya modal SDA yang harus dikelola untuk mensejahterakan
masyarakat, serta membangun daerah ini menuju Indonesia Emas 2045.
Tantangan yang meliputi kemiskinan, kesenjangan wilayah, infrastruktur yang belum merata di berbagai pulau, dan minimnya kualitas SDM masih menjadi pekerjaan rumah yang harus bisa diselesaikan bersama ke depan.
Oleh sebab itu, sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Provinsi Maluku Periode 2025-2030 sangat berkomitmen untuk mendorong Maluku menjadi wilayah yang mampu bersaing secara nasional dan global, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan social.
Dalam konteks itulah, Lewerissa menyampaikan beberapa pikiran tentang pilar strategis Pembangunan Provinsi Maluku yang akan terus di akselerasi untuk menyambut cita-cita Indonesia Emas 2045 yaitu: Maluku sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, budaya, dan sejarah, memiliki posisi unik dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pertama, Maluku sebagai Pusat Ekonomi Kelautan Indonesia. Dengan kekayaan laut yang luar biasa, Maluku memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi kelautan Indonesia. Dalam visi kami, sektor perikanan, budidaya laut, dan industri pengolahan hasil laut akan menjadi tulang punggung ekonomi Maluku. Dengan pendekatan berbasis teknologi, kita dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil kelautan sekaligus memastikan keberlanjutannya bagi generasi mendatang.
Sebagai bagian dari Indonesia Emas 2045, Maluku harus mampu berkontribusi pada ketahanan pangan nasional melalui sektor perikanannya. Langkah ini tidak hanya mendukung ekonomi lokal tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu penghasil produk perikanan terbesar di dunia.
Kedua, Infrastruktur untuk Meningkatkan Daya Saing Global. “Kami meyakini bahwa konektivitas dan aksesibilitas adalah kunci dalam menghadapi persaingan global. Pelabuhan-pelabuhan di Maluku harus menjadi gerbang ekspor-impor yang strategis, tidak hanya untuk kawasan timur Indonesia tetapi juga untuk pasar internasional. Selain itu, pengembangan infrastruktur digital akan menjadi prioritas.
“Dengan membangun jaringan telekomunikasi yang handal, kita akan memastikan setiap masyarakat Maluku memiliki akses terhadap informasi dan teknologi, sehingga mampu bersaing di era digital ini,”bebernya.
Ketiga, Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Masa Depan. Indonesia Emas 2045 tidak hanya berbicara tentang ekonomi, tetapi juga tentang manusia yang unggul dan berdaya saing global yang akan
mengisi bonus demografi nasional Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia di Maluku harus menjadi fokus utama.
Keempat, Maluku sebagai Contoh Pembangunan Berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia Emas 2045, keberlanjutan adalah salah satu pilar utama. Maluku memiliki peluang besar untuk menjadi contoh pembangunan
yang berkelanjutan dengan memadukan eksploitasi sumber daya alam yang bijaksana dan pro-pelestarian lingkungan. Dalam wacana teologi agama-agama dewasa ini sedang dikembangkan semangat ekoteologi.
Dalam konteks ini agama-agama harus ikut bertanggungjawab dalam merawat lingkungan. Bahwa alam bukan hanya menjadi obyek yang bebas dieksploitasi manusia sebagai subyek, tetapi manusia dan alam adalah sama-sama sebagai subyek dan sekaligus obyek. Karena jika alam hancur manusiapun akan hancur dan
musnah. Selain itu manusia dan alam adalah sama-sama makhluk Tuhan.
Selanjutnya kita juga perlu mengembangkan energi terbarukan, seperti energi dari gelombang laut dan angin, sebagai sumber daya energi baru bagi Maluku dan kawasan Timur Indonesia. Langkah ini sejalan dengan
komitmen nasional untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan masa depan yang lebih hijau.
Kelima, Peran Maluku dalam Mengokohkan Kebinekaan Indonesia. Indonesia Emas 2045 adalah visi untuk menciptakan bangsa yang maju tanpa kehilangan identitasnya sebagai negara yang kaya akan kebudayaan. Maluku, dengan keragaman suku, agama, dan adat istiadatnya tersebar di 1.340 buah pulau, terdiri dari kurang lebih 100 suku dan sub suku, 117 buah bahasa dan dialek, ratusan marga atau fam, ratusan raja baik yang
bergelar Latu, Patty maupun Orang Kaya, serta pengalaman merajut perdamaian selama lebih dari dua decade terakhir, dapat menjadi simbol harmoni kebinekaan tersebut.
“Oleh karena itu, kita perlu menghidupkan kembali tradisi dan adat istiadat sebagai aset budaya sekaligus memperkuat kohesi sosial. Dalam konteks nasional, Maluku dapat berkontribusi sebagai model pengelolaan
masyarakat yang harmonis dan inklusif, memperkuat solidaritas dalam keberagaman Indonesia,” pintanya.
Dia melanjutkan, Perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan tekad dan
strategi yang tepat, kita dapat mencapainya. Maluku memiliki semua potensi untuk menjadi pilar dalam visi besar ini. Dengan memanfaatkan kekayaan alam kelautan, memperkuat sumber daya manusia, membangun
infrastruktur, dan menjaga kelestarian budaya, kita tidak hanya akan membangun Maluku, tetapi juga berkontribusi pada masa depan Indonesia.
“Saya ingin mengajak semua elemen masyarakat Maluku, termasuk para cendekiawan Muslim yang tergabung dalam ICMI, untuk bersamasama mewujudkan visi ini. Mari kita jadikan Maluku sebagai contoh bagaimana daerah dapat berperan aktif dalam visi besar nasional, sehingga ketika Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya pada tahun 2045, kita dapat bangga mengatakan bahwa Maluku telah memberikan kontribusi
terbaiknya bagi bangsa ini,” tutupnya.