Dobo, Tribun Maluku: Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting bagi Kader Bina Keluarga Balita (BKB) di Kota Dobo, bertempat di Aula Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kepulauan Aru, Jumat (27/9/2024).
Kegiatan tersebut di buka secara langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, M.Si.
Dalam arahannya dr. Mauliwaty mengatakan, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku terus berupaya memberikan intervensi sensitif melalui pencegahan dan penurunan angka stunting.
Salah satunya adalah Pendampingan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan juga pelayanan kelompok Bina Keluarga Balita (BKB).
Menurutnya, stunting akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan dan pertumbuhan seseorang sepanjang hayatnya.
Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023 menunjukan, angka prevalensi stunting di Indonesia hanya mengalami penurunan 0,1% yaitu dari 21,6% menjadi 21,5%.
Secara khusus di Provinsi Maluku, angka prevalensi stunting naik dari 26,1% menjadi 28,4%.
Hal yang sama juga di alami di Kabupaten Kepulauan Aru di mana angka prevalensi stunting meningkat cukup besar dari 28,1% menjadi 40,6%.
“Hal ini menunjukkan bahwa kita masih harus berupaya keras untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Kepualauan Aru,” ujarnya.
Untuk itu, Kaper BKKBN Maluku berharap agar para Kader, Penyuluh Keluarga Berencana/Penyululuh Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB) dan para tokoh masyarakat untuk tidak jemu-jemu mengajak dan menggerakkan para orang tua, khususnya keluarga-keluarga beresiko stunting, untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu.
Serta dapat terus memantau tumbuh kembang anak melalui Kartu Kembang Anak (KKA) dan Kartu Menuju Sehat (KMS), agar informasi dan juga hal-hal lainnya yang berkaitan dengan stunting dapat terus di update, sehingga nantinya angka stunting di Kabupaten Kepulauan Aru dapat diturunkan dan kasus baru dapat di cegah.