Close Menu
Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
    • Indeks Berita
    • Berita Pilihan Redaksi
    • Seputar Maluku
      • Maluku
      • Pertanian
      • Politik
      • Pemerintahan
      • Pendidikan
      • Kesehatan
      • Ekonomi
      • Seni dan Budaya
      • Olahraga
      • Opini
      • Artikel
    • Lintas Daerah
      • Ambon
      • Maluku Tengah
      • Aru
      • Buru
      • Buru Selatan
      • Seram Bagian Barat
      • Seram Bagian Timur
      • Maluku Barat Daya
      • Maluku Tenggara Barat
    • Tual
    • Maluku Tenggara
    • Redaksi
    • Hubungi Kami
    • Hak Jawab
    Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
    Home » Ambon » Sekdes Passo Diduga Intervensi Pembentukan Tim RKP, Warga Tuntut Transparansi

    Sekdes Passo Diduga Intervensi Pembentukan Tim RKP, Warga Tuntut Transparansi

    Pewarta Daud Rumalatu22 Oktober 2025
    Passo

    Ambon, Tribun Maluku. Sejumlah warga Negeri Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, mengungkapkan kekhawatiran terkait dugaan intervensi Sekretaris Desa (Sekdes) Passo, Simona Tomaluweng, dalam pembentukan Tim Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa tahun 2026.

    Warga menilai proses pembentukan tim tersebut tidak dilakukan secara transparan dan tidak melalui mekanisme yang semestinya.

    Sumber dari staf negeri yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, Sekdes diduga mengangkat kembali Tim RKP lama tanpa mengadakan pemilihan ulang dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang digelar pada Jumat (17/10/2025).

    “Tahun ini seharusnya ada pemilihan ulang Tim RKP saat Musrenbang, tapi Sekdes langsung angkat tim lama. Dalam tim tersebut terdapat Ketua RT 024, wilayah dimana Sekdes berdomisili, dan semuanya diatur oleh Sekdes bersama Saniri,” ujar sumber tersebut kepada wartawan, Selasa (21/10/2025).

    Warga menyatakan kekhawatiran karena Tim RKP memiliki peran krusial dalam menentukan prioritas pembangunan desa melalui proses survei dan perankingan usulan masyarakat. Mereka takut hasil perankingan nanti bisa dimanipulasi demi kepentingan pihak tertentu.

    “Kami takut nanti hanya usulan RT tertentu yang terakomodir. Selama ini Pemerintah Negeri Passo hanya mementingkan kepentingan warga asli dan pendatang. Padahal Tim RKP sangat menentukan arah pembangunan desa, sehingga harusnya prosesnya transparan dan melibatkan semua pihak,” lanjut sumber itu.

    Selain itu, warga juga menyoroti dugaan keterlibatan Sekdes dalam pembentukan struktur Koperasi Merah Putih dan Koperasi Desa (Kopdes). Informasi menyebutkan, Sekdes dan Saniri telah menentukan nama-nama pengurus koperasi sebelum rapat pembentukan dilaksanakan.

    Namun, saat musyawarah pembentukan Kopdes, peserta menolak penunjukan langsung tersebut dan meminta agar pemilihan dilakukan secara terbuka.

    “Untung saja saat rapat, peserta musdes menolak dan meminta pemilihan,” kata sumber tersebut.

    Lebih jauh, warga menilai Sekdes memiliki pengaruh besar dalam mengatur kinerja pejabat dan staf di lingkungan Pemerintah Negeri Passo, dengan alasan minimnya sumber daya manusia.

    Penunjukan pengurus koperasi dan anggota Tim RKP yang berasal dari keluarga atau kerabat Saniri dianggap memperkuat dugaan campur tangan tersebut.

    Dugaan campur tangan Sekdes disebut menjadi salah satu alasan mantan Penjabat Kepala Pemerintahan Negeri Passo, Laurens Sopamena, menolak perpanjangan masa jabatannya untuk periode ketiga. Selain itu, sejumlah staf negeri juga memilih mengundurkan diri.

    “Kinerja Pak Laurens selama ini baik di masyarakat, tapi karena sering diatur Sekdes, beliau memilih tidak melanjutkan,” tambah sumber tersebut.

    Sumber juga meminta Wali Kota Ambon dan Camat Baguala, Leny Lekatompessy, untuk mengevaluasi kinerja Sekdes Passo.

    Ketika dikonfirmasi via telepon, Sekdes Passo, Simona Tomaluweng, membantah adanya intervensi dan mengatakan bahwa pembentukan Tim RKP dilakukan berdasarkan kesepakatan dalam forum musyawarah desa perencanaan. “Saya tidak punya wewenang untuk itu,”katanya.

    Bagikan Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Berita SebelumnyaDPRD Maluku: Hentikan MBG Jika Berbahaya
    Berita Selanjutnya Inspektur Tambang  Kementerian ESDM Maluku HH Dinilai Tidak Kooperatif, DPRD Maluku Geram

    Berita Terkait

    Screenshot 2025 1027 134333 copy 800x482

    Diduga Campur Tangan dalam Konflik Dati Hatulehar, Latumeten Dinilai Langgar Etika Pelayan Tuhan

    dddd

    Haurissa : Pernyataan Kuasa Hukum Pemerintah Negeri Buka Tabir Konspirasi Tambang Galian C Hative Besar 

    edit 1

    Telusuri Galian C Hative Besar, Antara Perneg Misterius, MoU Gelap, dan Dugaan Aliran Dana

    galan

    Ambil Langkah Tegas, Keluarga Tuhuleruw Boikot Galian C di Negeri Hative Besar

    edy tasso 768x473.jpg

    Guru SDN 15 Ambon Bantah Pernyataan Kadis Pendidikan Soal Dugaan Penyalahgunaan Dana

    adolof

    Bupati kKT Alergi Kritik, Tanda Bahaya bagi Demokrasi Lokal

    Tambahkan komentar
    Tinggalkan Balasan

    Ikuti Kami
    • Facebook 9.606
    • Twitter 2.691
    • Instagram 972
    • YouTube 354
    • LinkedIn 97
    • Telegram 583
    • WhatsApp
    Berita lainnya

    Calon Pengurus Bank Maluku Akan Diperiksa Polisi

    Pastikan Distribusi Logistik Pemilu Tersalurkan, Wattimena Kunjungi Lima TPS

    Tribun Maluku | Berita Maluku Terkini
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube WhatsApp Telegram LinkedIn Pinterest
    • Redaksi
    • Hubungi Kami
    • Ketentuan Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • UU Pers dan Pedoman Media Siber
    • Hak Jawab
    © 2025 Tribun Maluku

    Ketik diatas dan tekan Enter untuk mencari. tekanEsc untuk membatalkan.