Drs. Femmy Sahetapy, M.Si |
AMBON Tribun-Maluku.com- Sekilas rekam jejak dari Perpustakaan Daerah Provisi Maluku adalah: Minat baca pada Perpustakaan Daerah Proinsi Maluku setiap tahun meningkat itu berarti sudah ada kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya Perpustakaan.
Demikian keterangan Drs. Femmy Sahetapy, M.Si Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Maluku kepada Tribun-Maluku.com diruang kerjanya, Jumat (22/1/2016).
Menurut Sahetapy, kendala umum yang dihadapi oleh Perpustakaan yang dipimpinnya adalah kekurangan tenaga administrasi dan tenaga fungsional, dan hal itu sudah dibicarakan dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Promal untuk melihat apakah ada formasi atau tidak, namun belum ada respons dari BKD hingga saat ini.
“Kami juga sudah berupaya dengan Perpustakaan Nasional, soal inpassing bagi tenaga-tenaga yang berprofesi yang pindah dan Perpustakaan Daerah Maluku sementara menunggu hal itu,”katanya.
Meskipun terjadi kekurangan tenaga namun tidak menutup kemungkinan bagi Perpustakaan Daerah Maluku untuk tidak bekerja. Kami tetap bekerja untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dengan sistem rangkap,”ucapnya.
Jumlah tenaga fungsional Perpustakaan hanya 11 orang sementara tenaga Arsiparis tidak ada, sehingga untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dipakai sistem rangkap bagi seluruh pegawai.
Ditambahkan, terhitung bulan Januari 2016 bantuan untuk internet online secara gratis sudah dihentikan oleh Perpustakaan Nasional, kini sudah dianggarkan pada APBD Maluku dan diusahakan awal bulan Pebruari sudah terpasang kembali guna memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pelayanan Perpustakaan keliling berjalan dengan baik karena ada rasionalisasi anggaran maka petugas perpustakaan keliling dari 2 orang per desa dikurangi menjadi 1 orang per desa, sementara pelayanan umum di Perpustakaan tetap berjalan dengan baik.
Tahun 2016 ini tidak ada penambahan buku akibat rasionalisasi anggaran APBD Maluku, sementara tahun-tahun sebelumnya terjadi penambahan buku antara 5000 hingga 7000 buah buku.
Perkembangan perpustakaan desa terjadi staknan pada tahun 2013 lalu akibat tidak ada bantuan dari Perpustakaan Nasional. Direncanakan tahun 2017 sudah bisa berjalan kembali, karena pembangunan Gedung Perpustakaan Nasional berlantai 28 sudah selesai.
Dikatakan, bantuan bagi perpustakaan desa hanya bersifat stimulus sehingga harus direspons oleh Pemda Kabupaten/Kota untuk menambah buku di desa-desa yang sudah dibantu.
Kedepan, Perpustakaan Daerah Maluku selalu mendorong terjadinya peningkatan prestasi bagi lomba bercerita, perpustakaan desa dan perpustakaan sekolah.(TM02)