Ambon,Tribun Maluku : Sektor pendidikan dan kesehatan di kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) terbilang cukup miris. Pasalnya sarana dan prasarana penunjang serta sumber daya manusia pada kedua sektor ini belum memadai.
Kurangnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia pada sektor pendidikan dan kesehatan di KKT menjadi perhatian serius salah satu anggota DPRD Provinsi Maluku, Yani Noach.
Kepada media ini Kamis (17/4/2025) Yani Noach mengungkapkan. Kenyataan tersebut didapatinya saat melakukan reses ke kabupaten bertajuk Duan Lolat itu.
Dijelaskan Noach, untuk sektor pendidikan ada beberapa SMA dan SMK yang sarana dan prasarananya tidak memadai.
” Pada SMK Negeri 7 KKT yang berada di Desa Kandar itu ruang kelas baru, ruang guru dan ruang perpustakaannya tidak ada. Mereka selama ini masih menumpang pada SMP Negeri 4 Selaru, ” jelas Noach.
Ditambahkan anggota DPRD Maluku daerah pemilihan KKT dan MBD ini, sarana pendukung pendidikan pada SMK 7 KKT seperti Peralatan Praktek Jurusan Pertanian, jurusan Nautika Perikanan dan jurusan Migas sangat tidak memadai. Begitu pula dengan perangkat internet dan tenaga guru juga sangat minim.
“Ada juga SMA N 3 KKT di Watmuri dimana perlu dilakukan rehabilitasi Ruang Kelas, Ruang Guru dan Kantor, Peralatan Praktek pada Laboratorium Biologi, Fisika, Komputer juga minim sekali. Perangkat internet tidak memadai dan pagar sekolah perlu di bangun dan tenaga guru mesti di tambah, ” papar Noach.
Sedangkan pada sektor kesehatan lanjut Noach, dalam kunjungan tersebut ditemukan fakta bahwa pada desa Kandar kecamatan Selaru yang berpenduduk diatas 2000 jiwa akan tetapi sarana kesehatan masih berstatus puskesmas pembantu.
“Selain itu pada Puskesmas pembantu desa Kandar ini sangat kekurangan peralatan kesehatan dan juga tenaga kesehatan. Disamping itu sarana transportasi dari dan ke puskesmas sangat kurang. Untuk berobat ke puskesmas tersebut masyarakat harus menempuh lebih dari 15 kilo meter, ” bebernya.
Lain lagi dengan kondisi di desa Arma dan Watmuri di Kecamatan Nirunmas. Pada kedua desa tersebut Puskesmasnya ada, akan tetapi Tenaga Dokter yang melayani pada Puskesmas tersebut tidak ada. Ditambah lagi peralatan kesehatan pada puskemas ini sangat terbatas begitu juga dengan Tenaga medis. Padahal Puskesmas ini melayani 2 desa yang jumlah penduduknya di atas 3.000 jiwa.
“Kenyataan kenyataan yang kami dapat langsung saat melakukan reses ke KKT akan kami sampaikan kepada pemerintah provinsi Maluku guna mendapat perhatian serius dan agar ada pembenahan serius pada kedua sektor ini di KKT, ” demikian Yani Noach.