Ambon, Tribun Maluku: SMA Kristen Rehoboth yang beralamat di Jl. Prof. Dr. G. A Siwabessy Batu Gantung Ambon menggelar kegiatan Implementasi Literasi Keagamaan Lintas Budaya Lewat Deklarasi Sekolah Gandong dan Proyek Penguatan Provil Pelajar Pancasila (P5) “BHINNEKA TUNGGAL IKA” bertempat di SMK Kristen Rehoboth, Kamis (29/8/2024).
Hadir dalam kegiatan itu, Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Ketua Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen Dr. J.B.Sitanala, Ketua Yayasan AL HILAAL Pusat Ambon, Direktur Sitanala Learning Center GPM, Pengurus Pembantu Cabang YPPK Dr. J.B.Sitanala, Ketua Majelis Jemaat GPM Rehoboth Ambon,Perwakilan Institut Leimena, Kepala SD dan SMP Kristen Rehoboth, Komite SMA Kristen Rehoboth serta siswa-siswi SMA Kristen Rehoboth dan SMA AL HILAAL Ambon.
\
Kegiatan tersebut dibuka dengan resmi oleh Pendeta Dr, Nancy Souisa, MTh mewakili MPH Sinode GPM yang ditandai dengan pemukulan Tifa dan penandatanganan Deklarasi sekolah Gandong.
Dalam sambutannya Pendeta Nancy mengatakan, lagu Gandong bukan sekedar lagu pemanis, tetapi lagu itu adalah Doa berisi Doa, ketika orang-orang menginginkan ditengah keterpisahan kita kembali mengingat bahwa kita ini bersaudara. Sebagai manusia kita ini bersaudara.
Menurutnya, budaya gandong itu adalah budaya tandingan terhadap potensi-potensi yang sering memisahkan manusia hanya karena latar belakang suku, agama, kondisi ekonomi, pendidikan.
Untuk itu, budaya gandong adalah budaya tandingan yang mengingatkan kita semua bahwa, kita harus hidup sebagai saudara.
“Itu Literasi, yang salah satu intinya adalah memanusiakan manusia, sehingga manusia kembali memahami hidupnya sebagai makhluk yang mulia yang harus mengaplikasi/bertindak, membuat orang lain menjadi saudara, sesama, sahabat,” ulasnya.
Lembaga pendidikan harus menjadi penerobos/pionir bagi perubahan masyarakat Indonesia sesuai tujuan bangsa Indonesia yaitu menjadi suatu masyarakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila, dimana kita tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain.
Untuk itu, semua hal yang menggerakan perubahan kepada hidup yang penuh dengan persaudaraan dan persahabatan itu menjadi ambisi, kerinduan, dan dan harapan kita bersama.
Direktur Program Literasi Keagamaan Lintas Budaya Institut Leimena, Daniel Adipranata dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Yans Penina Daphne, Koordinator Digital Media menyampaikan penghargaan dan apresiasi atas terselenggaranya acara Implementasi Literasi Keagamaan Lintas Budaya Lewat Deklarasi Sekolah Gandong dan Proyek Penguatan Provil Pelajar Pancasila (P5) “BHINNEKA TUNGGAL IKA”.
Menurut Daniel Adipranata, kata Yans Penina, dengan terselenggaranya acara ini siswa-siswi baik dari SMK Kristen Rehoboth maupun SMA AL Hilaal dimungkinkan untuk duduk bersama dalam sebuah ruang perjumpaan.
LKLB adalah sebuah pendekatan berpikir, bersikap, dan bertindak untuk dapat bekerja sama dengan orang yang berbeda agama dan kepercayaan (kompetensi kolaboratif), berlandaskan pada pemahaman akan kerangka moral, spiritual, dan pengetahuan diri pribadi (kompetensi pribadi) dan orang lain yang berbeda agama dan kepercayaan (kompetensi komparatif).
LKLB didasarkan pada keyakinan bahwa kesadaran dan kebaikan bersama bagi umat manusia akan tercapai bukan ketika keragaman agama dan kepercayaan ditolak atau bahkan dilebur menjadi keseragaman, tetapi justru ketika keragaman tersebut diteguhkan dan dikelola bersama oleh para penganutnya yang berbeda melalui proses evaluasi, komunikasi, dan negosiasi untuk menanggapi berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi, baik dalam konteks lokal maupun global.
Daniel Adipranata berharap, kiranya anak-anak kita sekalian menjadi generasi penerus yang hidup dalam ikatan persatuan dan saling mengangkat.
Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi panel dengan tema “Indahnya kebersamaan menuju harmonisasi kehidupan “ dan sub tema “Sekolah Gandong Implementasi LKLB”.
Setelah dilakukan Deklarasi Sekolah Gandong antara SMA Kristen Rehoboth dan SMA AL HILAAL Ambon, Kepala SMA Kristen Rehoboth, Salomina Patty, S.PAK. M.Si kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya akan tetap ada dalam komitmen sesuai MoU yang telah dilakukan.
Menurutnya, sebagai sekolah gandong pihaknya akan selalu berkolaborasi dalam berbagai kegiatan sesuai akta MoU yaitu akan bersama-sama turut serta dalam kegiatan-kegiatan kesiswaan, Hari Besar Keagamaan, Hari Besar Nasional, serta proses pembelajaran dan saling menerima antara satu dengan yang lainnya.
“Kami juga sudah berkomitmen bahwa ada pertukaran guru dalam proses pembelajaran dan yang punya kelebihan mata pelajaran akan membantu yang kurang,” ucapnya
Komitmen sekolah gandong adalah “Satu rasa sama-sama rasa. Hal ini dilakukan untuk sebuah keharmonisan hidup dimana integritas maisng-masing di jaga, tetapi memahami bersemaan dan tetap berkolaborasi, bekerja sama dan tahun 2025 akan muncul tim riset Belia, kolaborasi SMA Kristen Rehoboth dan SMA Al Hillaal Ambon.
Kepala SMA AL HILAAL Ambon, Jaleha Sangadji, S.Pd mengatakan, sekolah gandong ini memberikan peluang besar bagi SMA AL HILLAL serta mengapresiasi berbagai kegiatan, dimana SMA Kristen Rehoboth selalu memeberikan kemudahan dan peluang dalam berkolaborasi dengan kami.
Terkait dengan riset yang akan dilaksanakan tahun depan Jaleha Sangadji berharap, bisa melibatkan SMA AL HILAAL agar dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan SMA Kristen Rehoboth.
“ Jadi kolaborasi sekolah gandong ini bukan hanya satu atau dua tahun tetapi berjalan sampai selamanya, untuk tetap menjaga keharmonisan, kerjasama antara siswa dengan siswa, guru dengan guru, untuk menjaga kebersamaan dan keharmonisan selamanya,” tutup Jaleha.